Sabtu, 19 Desember 2009

Mengurai UU BHP

MENGURAI UNDANG – UNDANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN ;
Masihkah Pemerintah Komitment Terhadap Amanat Founding Father Bangsa Indonesia ?
Oleh ; Ramahadin Damanik

Kontroversi Undang – Undang Badan Hukum Pendidikan( selanjutnya di sebut UU BHP) terjadi dimana – mana, banyak kalangan yang cukup serius melihat dan mengkritisi UU BHP, baik dari kalangan Mahasiswa, pakar pendidikan, pemerhati dan lain sebagainya. Tentunya kita sebagai Mahasiswa yang nota bane memiliki latar belakang dan konsentrasi study di bidang pendidikan haram hukumnya untuk reaktif dan menolak begitu saja UU BHP tanpa ada kajian yang mendalam tentang UU BHP, apalagi bersikap apatis.
UU BHP jika kita urai lebih jauh merupakan amanah dari UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 53 , yang bunyinya ; penyelenggara dan atau pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau oleh masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan, inilah asal muasal UU BHP yang baru disyahkan oleh DPR pada tanggal 17 Desember 2008.
Jika kita berbicara tentang UU BHP dan relasinya dengan komitment pemerintah terhadap amanat founding father bangsa Indonesia tentunya sangat jauh dari harapan, walaupun ada beberapa pasal yang mengarah kepada kemajuan pendidikan Nasional. Yaitu ingin bersaing di tingkat Internasional dengan memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain beberapa harapan untuk kemajuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam beberapa pasal yang ada dalam UU BHP, akan tetapi banyak juga pasal – pasal yang sangat controversial dengan kondisi real bangsa Indonesia. Ada beberapa pasal yang ada dalam UU BHP yang menimbulkan kontroversi dan menjadi bahan perdebatan dan penolakan dari masyarakat Indonesia. Diantaranya adalah ;
1. Komersialisasi Pendidikan
UU BHP menurut para pemerhati dan mahasiswa syarat dengan komersialisasi pendidikan dan seakan pemerintah ingin lepas dari tanggung jawab nya terhadap pendidikan, diantara pasal tersebut adalah ;
Pasal 4 ayat 1 ;
(1) Pengelolaan dana secara mandiri oleh badan hukum pendidikan didasarkan pada prinsip nirlaba, yaitu prinsip kegiatan yang tujuan utamanya tidak mencari laba, sehingga seluruh sisa hasil usaha dari kegiatan badan hukum pendidikan, harus ditanamkan kembali ke dalam badan hukum pendidikan untuk meningkatkan kapasitas dan/atau mutu layanan pendidikan.
Dalam pasal ini, jelas bahwa institusi pendidikan layaknya akan menjadi sebuah perusahaan, walaupun dihiasi dengan prinsip nirlaba, ketika institusi pendidikan dijadikan layaknya perusahaan, maka yang memiliki uang sajalah yang dapat mengakses pendidikan, dan yang tidak memiliki uang maka akan tersingkir.
Pasal 41 ayat 6 – 10 ;
(6) Pemerintah bersama-sama dengan BHPP menanggung paling sedikit 1/2 (seperdua) biaya operasional, pada BHPP yang menyelenggarakan pendidikan tinggi berdasarkan standar pelayanan minimal untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan.
(7) Peserta didik yang ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan harus menanggung biaya tersebut sesuai dengan kemampuan peserta didik, orang tua, atau pihak yang bertanggung jawab membiayainya.
(8) Biaya penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) yang ditanggung oleh seluruh peserta didik dalam pendanaan pendidikan menengah berstandar pelayanan minimal untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan pada BHPP atau BHPPD paling banyak 1/3 (sepertiga) dari biaya operasional.
(9) Biaya penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) yang ditanggung oleh seluruh peserta didik dalam pendanaan pendidikan tinggi berstandar pelayanan minimal untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan pada BHPP paling banyak 1/3 (sepertiga) dari biaya operasional.
(10) Dana pendidikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya pada badan hukum pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jika kita cermati beberapa pasal diatas, sudahlah jelas bahwa pemerintah seakan – akan ingin melepaskan tanggung jawabnya, walaupun disana dikatakan dengan peserta didik membayar sekian persen.




2. Diskriminatif
Pasal 46 ayat 1
(1) Badan hukum pendidikan wajib menjaring dan menerima Warga Negara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi dan kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik yang baru.
Dalam pasal ini, sungguh sangat diskriminatif, disebutkan bahwa BHP hanya wajib menjaring dan menerima WNI yang memiliki potensi akademik dan kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20 % dari jumlah keseluruhan peserta didik. Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana dengan orang – orang yang tidak memiliki potensi akademik dan ketidak mampuan secara ekonomi ? apakah mereka tidak berhak mendapatkan pendidikan yang layak ?

3. Terbukanya peluang Investor asing dalam penyelenggaraan pendidikan
Pasal 1 ayat 6 – 9
6. Pendiri adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang mendirikan badan hukum pendidikan.
7. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non-pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal.
9. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Dalam pasal ini, dijelaskan bahwa pendiri BHP adalah pemerintah, pemerintah daerah atau MASYARAKAT, kata masyarakat dalam hal ini, sangat membuka peluang bagi investor asing untuk menanamkan modalnya, walaupun di dalam pasal selanjutnya dijelaskan bahwa Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non-pemerintah.
Dalam pasal selanjutnya dijelaskan bahwa yang termasuk BHP adalah pendidikan formal baik pendidikan dasar , menengah dan pendidikan tinggi. Yang sangat disayangkan adalah pendidikan dasar juga termasuk dalam BHP, sungguh ironis…
Oleh karena itu, kita semua menyadari bahwa pendidikan adalah sebuah instrument untuk memperkokoh dan mentransformasikan ideology, jika pendidikan telah di kuasai oleh korporasi asing melalui tangan – tangan rakyat Indonesia yang tidak bertanggung jawab, sangatlah mungkin korporasi asing akan menitipkan ideology nya untuk di transformasikan di sekolah – sekolah tersebut, al hasil adalah karakter ke Indonesiaan tidak akan tertanam dalam diri pendidik.
Dari deskripsi singkat diatas, kita dapat menilai bahwa Relasi antara UU BHP dengan Komitment pemerintah terhadap amanah founding father bangsa Indonesia ( …Mencerdaskan kehidupan Bangsa…) sangat lah jauh bahkan melupakan amanah tersebut.
Mengingat bahwa UU BHP telah di syahkan oleh DPR, dan juga ada beberapa pasal yang memang itu merupakan sebuah ikhtiar pemerintah untuk memajukan pendidikan Nasional, maka kita sebagai mahasiswa harus berusaha memberikan yang terbaik buat bangsa Indonesia. Dengan beberapa cara, yaitu ; satu ; Judicial Review sebuah keharusan dalam rangka mengkritisi beberapa pasal yang bertentangan dan menggantikannya dengan pasal yang berpihak kepada masyarakat lemah, dua ; Mahasiswa harus mampu menjadi The Power Of Control akan kebijakan UU BHP dalam praktiknya sehingga ketakutan – ketakutan kita tidak terwujud.
Demikianlah sekilas tulisan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, harapan kami kita semua harus mampu mencermati dan mendalami isi UU BHP, sehingga kita tidak salah menilai dan mengambil sikap.
Billahi taufiq walhidayah
Wassalamualaikum wr,wb

KURIKULUM HUMANISTIK

PENDAHULUAN

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Tuhan yang selalu memlihara dan selalu memberi petunjuk kepada hamba – Nya yang selalu mau berubah dan berusaha, sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW semoga semangat perubahan selalu ada dalam sanubari kita.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan, kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan, oleh karena itu peran kurikulum sangat signifikan dalam dinamika pendidikan.
Jika kita melihat pendidikan di Indonesia, sering sekali terjadi perubahan kurikulum, dan sampai saat ini yaitu KTSP, akan tetapi perubahan kurikulum tidak mampu mendongkrak kualitas pendidikan, hal ini dikarenakan kurikulum yang diterapkan tidak mampu menjawab tantangan global atau pun tantangan kekinian.
Ada banyak model kurikulum yang berkembang dalam pendidikan, diantaranya adalah kurikulum subye akademis, kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial dan kurikulum teknologis, perkembangan model kurikulum tersebut tentunya tidak lepas dari banyak faktor diantaranya kebutuhan dan kondisi sosial politik.
Dalam makalah ini, kita akan membahas salah satu dari model kurikulum diatas yaitu kurikulum humanistik, yang mana kurikulum humanistik merupakan sebuah upaya untuk melakukan humanisasi dalam proses pendidikan. Dan menganggap bahwa manusia memiliki potensi, kekuatan dan kemampuan dalam dirinya.









KURIKULUM HUMANISTIK
I. PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kurikulum Humanistik
Munculnya teori pendidikan empiristik merupakan cikal bakal dari munculnya pendidikan humanis yang kemudian diikuti dengan kemunculan kurikulum humanistik, hal ini dikarenakan sama – sama mengakui bahwa dalam setiap diri manusia tedapat potensi, dan potensi itulah yang akan dikembangkan melalui pendidikan.
Pendidikan humanistik merupakan model pendidikan yang berorientasi dan memandang manusia sebagai manusia [humanisasi], yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrahnya. Maka manusia sebagai makhluk hidup, ia harus mampu melangsungkan, mempertahankan, dan mengembangkan hidupnya. Maka posisi pendidikan dapat membangun proses humanisasi, artinya menghargai hak-hak asasi manusia, seperti hak untuk berlaku dan diperlakukan dengan adil, hak untuk menyuarakan kebenaran, hak untuk berbuat kasih sayang, dan lain sebagainya.
Pendidikan humanistik, diharapkan dapat mengembalikan peran dan fungsi manusia yaitu mengembalikan manusia kepada fitrahnya sebagai sebaik-baik makhluk [khairu ummah]. Maka, manusia “yang manusiawi” yang dihasilkan oleh pendidikan yang humanistik diharapkan dapat mengembangkan dan membentuk manusia berpikir, berasa dan berkemauan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang dapat mengganti sifat individualistik, egoistik, egosentrik dengan sifat kasih sayang kepada sesama manusia, sifat menghormati dan dihormati, sifat ingin memberi dan menerima, sifat saling menolong, sifat ingin mencari kesamaan, sifat menghargai hak-hak asasi manusia, sifat menghargai perbedaan dan sebagainya.
Kurikulum merupakan aspek pendidikan yang prinsipil, sebagai turunan dari tujuan, cita – cita atau orientasi pendidikan nasional , sehingga kurikulum menjadi peran yang sangat besar dalam pendidikan. Ada banyak model kurikulum yang berkembang dalam dunia pendidikan, ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum diantaranya adalah satu ; kebutuhan zaman, dua ; pengaruh sosial politik, dan lain sebaginya.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa kurikulum humanistik berawal dari aliran pendidikan empiristik kemudian lahirlah pendidikan humanis dan lahir pula kurikulum humanistik, sehingga kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanis, yang mana kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi ( Personalized Education ) yaitu Jhon Dewey ( Progressive Education ) dan J.J. Rousseau ( Romantic Education ) . yang mana aliran ini lebih memberikan tempat kepada siswa, artinya bahwa aliran ini beranggapan bahwa manusia adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan, manusia adalah subyek sekaligus obyek dalam pendidikan, dan juga manusia memiliki potensi , kekuatan dan kemampuan dalam dirinya bukan seperti yang dikatakan oleh para nativistik bahwa manusia tak ubahnya gelas kosong yang harus diisi oleh guru, para humanis juga menganggap bahwa manusia atau individu merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh ( gestalt), sehingga berangkat dari sini, pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan inteletual tetapi juga segi sosial dan afektif . Sehingga dalam pendidikan humanistik meniscayakan akan terbangunnya suasana yang rileks, permissive, dan akrab, sehingga siswa dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.
Dalam pendidikan humanis juga ditekankan bagaimana siswa dapat memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan, ini semua merupakan sebuah solusi dari semakin jauhnya pendidikan dari realitas sosial, oleh karena itu pendidikan humanis berusaha untuk mengembalikan pendidikan kepada realitas sosila dengan menanamkan nilai – nilai sosial dalam proses pendidikan.
Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanis yaitu pendidikan ; konfluen, kritikisme Radikal, dan Mistikisme Modern . Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen yang ingin menyatukan segi – segi afektif ( sikap, perasaan, nilai ) dengan segi – segi kognitif dan pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi, individu harus merspons secara utuh, akan tetapi pendidikan konfluen kurang menekankan pengetahuan yang mengandung segi afektif, menurut mereka kurikulum tidak menyiapkan pendidikan tentang sikap, perasaan, dan nilai yang harus dimiliki murid – murid, kurikulum hendaknya mempersiapkan berbagai alternatif yang dapat dipilih murid – murid dalam proses bersikap dan berperasaan dan memberi pertimbangan nilai , yaitu dengan mengajak siswa untuk menyatakan pilihan dan mempertanggung jawabkan sikap – sikap, perasaan – perasaan dan pertimbangan nilai yang telah dipilihnya.
Ada beberapa ciri kurikulum konfluen diantaranya adalah :
- Partisipasi, kurikulm ini menekankan partisipasi murid dalam belajar, kegiatan belajar adalah belajar bersama,
- Integrasi, melaui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan, dan juga tindakan,
- Relevansi, kurikulum berupaya melakukan kontekstualisasi dengan kebutuhan di zamannya, dan juga kebutuhan siswa baik minat dan bakat,
- Pribadi anak, kurikulum ini juga berupaya mengakomodasi dan menempatkan siswa di posisi utama, sehingga siswa dapat mengembangkan danb mengaktualisasikan segala potensi dirinya.
- Tujuan, pendidikan ini bertujuan menegmabangkan pribadi yang utuh, yang serasi dengan dirinya maupun lingkungan.
Dasar kurikulum konfluen adalah psikologi gestalt begitu juga prinsip pengajarannya menerapkan terapi gestalt yang menekankan keterbukaan, kesadaran, keunikan, kesatuan dan keseluruhan dan tanggung jawab pribadi
Krikisme Radikal bersumber dari aliran naturalisme atau romantisme Rousseau, mereka memandang pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya , sedangkan Mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasi, dan sebagainya .

B. Karakteristik Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistik memiliki beberapa karakteristik yang tidak lepas dari karakteristik pendidikan humanis, diantaranya adalah :
- Adanya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa
Untuk membangun suasana belajar yang baik, hubungan antara guru dan siswa harus pula dibangun seharmonis mungkin, sehingga guru tidak terkesan menakutkan, karena pengaruh psikis sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam belajar, jika kita lihat fenomena pembelajaran disekolah, ada istilah guru killer ataupun dosen killer, ini merupakan bukti bahwa ternyata masih ada dalam proses pembelajaran yang mana guru atau dosen yang ditakuti oleh para siswa atau mahasiswa, dan berimplikasi terhadap daya tangkap siswa.
- Integralistik
Maksudnya adalah dalam kurikulum humanistik menekankan kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual ( Kognitif) tetapi juga emosional dan tindakan, ini merupakan komitment dari pendidikan humanis yang mana berupaya untuk mengembalikan pendidikan kepada realitas sosial.
- Totalitas
Maksudnya adalah kurikulum humanistik harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh ( totalitas ) , bukan terpenggal – penggal ( parsial )

- Model Evaluasi tidak ada kriteria pencapaian
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kurikulum menekankan totalitas, oleh karena itu dalam model evaluasi yang dilakukan tidak ada kriteria pencapaian, karena kurikulum ini lebih menekankan proses bukan hasil, jika kita melihat fenomena UNAS dalam pendidikan kita di Indonesia, kriteria pencapaian yang diformat dalam UNAS sangat tidak humanis, karena hanya menitik beratkan kepada aspek kognitif sehingga keberhasilan pendidikan hanya di nilai dari angka bukan sikap, walaupun dalam KTSP format penilaian menggunakan aspek sikap. Tentunnya hal ini bertentangan dengan pendidikan humanis yang berorientasi terhadap pengembangan potensi manusia.


II. .KESIMPULAN
Dari sekelumit penjelasan tentang kurikulum humanistik dapat kita mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :
- Kurikulum humanistik pada dasarnya muncul atas reaksi terhadap aliran pendidikan nativistik yang mana menganggap bahwa manusia tak ubahnya gelas yang kosong yang harus diisi oleh guru.
- Kurikulum humanistik berorientasi kepada pengembangan potensi yang ada dalam diri manusia dengan optimal, sehingga dalam prakteknya kurikulum humanistik lebih mengedapankan aspek potensi anak dan berpusat pada siswa.
- Kurikulum humanistik berorientasi kepada kondisi kekinian, sehingga dalam kurikulum ini berusaha untuk menyajikan sesuatu yang mana itu memang dibutuhkan oleh siswa dimasa sekarang.
- Kurikulum humanistik menganggap bahwa manusia atau individu merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh ( gestalt), sehingga berangkat dari sini, pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan inteletual tetapi juga segi sosial dan afektif


DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Surat Al Imran
Nana Syaodih Sukmadinata , Pengembangan Kurikulum ; Teori dan Praktek . ( PT. Remaja Rosdakarya; Bandung ) 2007 .
Suyanto dan Djihad Hisyam Refleksi dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia memasuki millennium III. ( Adi Cita Karya Nusa; Yogyakarta ) 2000
Musthofa Rembangy, M.S.I. Pendidikan Transformatif, Pergulatan kritis merumuskan pendidkan di Tengah arus Globalisasi, ( Penerbit Teras; Yogyakarta ) 2008.




Senin, 07 Desember 2009

Lapar........

Perut memang kecil jika di ukur...

Tapi karena perut yang sejengkal...

banyak orang saling menjatuhkan...

banyak  orang saling memukul...

bahkan banyak yang membunuh....

Dasar Perut....

Senin, 21 September 2009

Jumat, 11 September 2009

RPP Praktik Pembelajaran dalam PPL - KKN Integratif 2009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadits
Satuan Pendidikan : MTs N Wates Kulon Progo
Kelas / semester : VIII D/ Gasal
Pertemuan ke :
Waktu : 2 X 30 menit

I. Standar Kompentensi
1. Membaca Al-Qur’an surah pendek pilihan

II. Kompetensi Dasar
1.2 Menerapkan hukum bacaan Nun mati dan Mim mati dalam Al-Qur’an

III. Indikator
a. Siswa dapat membaca QS Al-Fil dengan benar
b. Siswa dapat menjelaskan pengertian hukum bacaan Nun mati dan Mim mati
c. Siswa dapat Mengidentifikasi hukum nun mati dan mim mati dalam QS.Al - Fil

IV. Materi Pembelajaran
• Materi Pokok
Al-Qur’an Surah Al-Fil
• Uraian Materi

B. Hukum Bacaan Nun Mati Dan Mim Mati Dalam Surah Al-Fiil
• Hukum bacaan nun mati
Nun mati adalah huruf nun yang berharakat sukun (ن). Hukum atau cara baca nun mati atau tanwin jika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah dibagi menjadi empat bagian diantaranya; (Idzhar, Idgham, Iqlab, dan Ikhfa’). Tiga diantaranya yaitu:
o (اظهار حلقي)/ Izhar Halqi
Izhar artinya jelas, terang dan tidak tercampur dengung sama sekali. Bacaan ini terjadi jika diikuti oleh salah satu huruf halaq 6, yaitu; (أ, ح, خ, ع, غ, ه) oleh karena itu bacaan ini disebut juga dengan Izhar Halqi.
Dalam QS. Al- Fiil terdapat bacaan Idzhar Halqi, yaitu •sebab terjadinya Idzhar Halqi karena terdapat tanwin bertemu dengan huruf Alif

o (ادغام بغنة)/ Idgham Bigunnah
Idgham adalah bacaan dengan memasukkan bunyi nun mati atau tanwin kedalam bunyi huruf yang mengikutinya, karena itu bunyi nun mati atau tanwin tidak jelas dan bercampur dengan bunyi huruf yang mengikutinya.
Idgham bigunnah ialah bacaan yang disertai suara dengung, bacaan ini terjadi manakala nun mati atau tanwin diikuti dengan enpat huruf yaitu; (ي, ن, م, و) disusun menjadi kalimah ينمو ,dalam Q.S. Al – Fiil terdapat bacaan idgham bigunnah, yaitu;   sebab terjadinya idgham bigunnah karena terdapat tanwin bertemu dengan huruf mim.

o (اخفاء حقيقى)/ Ikhfa’ Haqiqi
Ikhfa’ adalah bacaan samar-samar antara idgham dengan idzhar dengan disertai dengung. Cara membacanya samar-samar tidak begitu jelas kedengarannya. Hal ini terjadi pada Nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf berikut:
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Dalam QS. Al – Fiil terdapat bacaan ihfa’ haqiqi, yaitu   sebab terjadinya ikfa’ haqiqi karena terdapat nun mati bertemu dengan huruf Tsa’

• Hukum bacaan mim mati
o (ادغام متما ثلين)/ Idgham mutamatsilain
Hukum bacaan Idgam Mutamasilain yaitu apabila ada Mim mati (م) bertemu dengan huruf Mim. Cara membacanya ialah dengan memasukkan bunyi mim mati kepada bunyi huruf mim yang ada di hadapannya, disertai dengan dengung yang sempurna. Huruf Idgam Mutamasilain hanya ada satu yaitu Mim (م). Dalam Q.S. Al – Fill tidak terdapat bacaan idgham mutamatsilain,
o (اظهار شفوى)/ Izhar Syafawi
Hukum bacaan izhar Syafawi yaitu apabila ada mim mati (م) bertemu dengan salah satu huruf yang 26, yakni semua huruf hijaiyah selain huruf Mim (م) dan Ba (ب). Cara membacanya ialah dengan menjelaskan atau menegaskan suara mim mati. Jadi membacanya tidak perlu didengungkan. Dinamakan Idzhar Syafawi karena dibacanya jelas pada bibir dengan mulut tertutup. Dalam Q.S. Fil terdapat bacaan izhar syafawi, yaitu  sebab terjadi izhar syafawi dikarenakan mim mati bertemu huruf ta’ dan contoh lainnya.

V. Metode Pengajaran
Card sort (Kartu Sortir).
VI. Langkah Pembelajaran:
Kegiatan Waktu
(Menit) Aspek Life Skill
yang diinginkan
Pendahuluan (awal):
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Menarik perhatian siswa dengan Ice Breaking ( Memecah Kebekuan) dengan Game.
4. Apersepsi (menanyakan pelajaran minggu lalu)
5. Pre Test ( Guru menanyakan tentang Hukum bacaan Nun Mati dan Mim Mati.
6. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
7. Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan indikator yang harus dicapai

Inti:
1. Dengan menggunakan strategi Pembelajaran Card Sort ;
 Guru Meminta kepada salah seorang siswa untuk membacakan surat Al – Fiil dengan keras dan selanjutnya di baca bersama – sama.
 Guru menjelaskan tentang Hukum nun mati dan mim mati
 Guru menempelkan Kertas Plano yang berisi surat Al – Fiil dan meminta siswa untuk memperhatikannya
 Guru menempelkan kartu yang berisi hukum nun mati dan mim mati
 Guru membagikan kartu kepada siswa yang berisi potongan ayat dalam surat Al – Fiil
 Guru meminta kepada siswa untuk menempelkan kartu yang berisi potongan ayat yang sesuai dengan hukum bacaan nun mati atau mim mati.
 Guru mengajak siswa untuk menyortir kartu yang tidak sesuai pada tempatnya.
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Guru Menanggapi pertanyaan siswa.
Penutup (akhir):
1. Guru memberikan post test dengan test tertulis
2. Guru Membagikan lembar soal kepada siswa
3. Guru mengumpulkan semua lembar jawaban.
4. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
5. Guru memberikan salam penutup



VII. Penilaian

Aspek No Indikator Tes Jenis Tes Bentuk Tes Skor (%)
Kognitif 5 butir soal Pilihan Ganda Penilaian pengetahuan dan pemahaman Tes Tertulis 50 %
Afektif Perhatian dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. keberanian peserta didik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, keberanian,mengemukakan pendapat. Penilaian diri Non test 25 %
Psiko-
motorik Keaktifan peserta didik dalam melaksanakan tugas guru Tes Penilaian Diri Praktik mencocokan kalimah yang sesuai dengan hukum bacaannya 25 %

VIII. Alat dan Sumber belajar
1. Alat
Papan tulis, kapur tulis, penghapus, kertas plano, Kartu, Lembar soal
2. Sumber
a). Drs. Abd. Wadud, MA. 2009. Al-Qur’an Hadist. Semarang: PT. Karya Toha Putra
b). Drs. Muhammad Thalib, 1999. Al Qur’an &l Hadits. Yogyakarta: Kota Kembang
c). Tim Penyusun Naskah Buku Pelajaran. 2002. Qur’an-Hadits untuk Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: DirJen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam



Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran



(Sunoto, B. A)
NIP. . 19491218 197109 1 001 Wates, 12 Agustus 2009

Mahasiswa Praktikan



(Ramahadin Damanik)
NIM. 06470017

Mengetahui,
Guru Pembimbing




(Sugiyati, S.Pd.I )
NIP. 15023118


Lampiran I
Pertanyaan post tes dengan tes tertulis:
Soal Multiple Choice
Berilah tanda (x) pada jawaban yang anda anggap paling benar
1. Nun mati yang bertemu dengan salah satu huruf halaq 6 (أ, ح, خ, ع, غ, ه) dibaca dengan jelas tanpa dengung, karena hukum bacaannya.....
a. Idzhar Halqi c. Ikhfa’ Haqiqi
b. Idzhar Syafawi d. Idgam Mutamasilain
2. انا انز لنه kata yang bergaris bawah diatas adalah hukum bacaan..
a. Idgam Mutamasilain c. Ikhfa’ Syafawi
b. Idzhar Halqi d. Ikhfa’ Haqiqi
3. Dibawah ini yang mengandung bacaan Idgam Mutamasilain adalah.....
a. دينكم ولي دين
b. وقال الانسان
c. كم من فئة
d. خير من الف .
4. Yang termasuk huruf idghom bigunnah adalah.......
a. ع ف ب ن c. ح خ ه ع
b. ي ن م و d. ل ب
5. kalimah yang bergaris dibawah ini adalah hukum bacaan.....
      
a. Idzhar Syafawi c. Ikhfa’ Haqiqi
b. Idgam Mutamasilain d. Idzhar Halqi

Jawaban Soal Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. C
4. B
5. A



Contoh lembar pengamatan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran:
No Nama Aspek penilaian Jumlah
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5

Keterangan:
1. Perhatian dan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran
2. Keberanian peserta didik untuk bertanya
3. Keberanian peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari guru
4. Keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapat
5. Keaktifan peserta didik dalam melaksanakan tugas dari guru


BAHAN PRAKTEK

1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadits
3. Hari & Jam ke : Rabu, 12 Agustus 2009 & 7 - 8
4. Kalas/Semester/Th : VIII D/ Gasal / 2009
5. Materi : Al-Qur’an Surah Al - Fiil
6. Alokasi Waktu : 2 X 30 menit
7. Standar Kompetensi : 1.Membaca Al-Qur’an surah pendek pilihan
8. Kompetensi Dasar : 1.2 Menerapkan hukum bacaan nun mati dan mim mati dalam Al-Qur’an

Wates, 11 Agustus 2009
Guru Mata Pelajaran

Sunoto, B.A
NIP. 19491218 197109 1 001




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Al – Qur’an dan Hadist
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VII D/I/2009
Waktu : 2 X 35 Menit

I. Standar Kompetensi
Memahami Al – Qur’an dan Al – Hadist sebagai pedoman hidup

II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian Al – Qur’an dan Hadist

III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian Al – Qur’an dan Hadist
2. Menjelaskan proses turunnya Al – Qur’an
3. Menyebutkan nama – nama lain dari Al – Qur’an
4. Menjelaskan macam – macam Hadist
5. Menceritakan sejarah pembukuan Hadist
IV. Materi Pokok
Al – Qur’an dan Hadist sebagai pedoman Hidup
1. Pengertian Al – Qur’an
Menurut bahasa, kata Al – Qur’an adalah bentuk mashdar dari kata “ Qoro’a” yang artinya membaca, Sedangkan menurut istilah adalah : “ Firman Allah yang menandun mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang termaktub dalam mushaf – mushaf (lembaran – lembaran yang diberi jilid) yang disalin dengan jalan mutawatir dan yang membacanya bernilai ibadah”

2. Proses turunnya Al Qur’an
Cara turunnya Al – Qur’an atau wahyu kepada Nabi Muhammad SAW banyak ditulis oleh para ulama, dianatarnya sebagai berikut :
- Allah menyampaikan pengertian kedalam hati Nabi Muhammad SAW, atau memimpikannya kelubuk hati Nabi Muhammad SAW, ini disebut dengan jalan wahyu.
- Allah berbicara dengan Nabi Muhammad SAW, di balik hijab. Cara tersebut diatas adalah penyampaian wahyu yang tidak menggunakan perantara, sama halnya dengan yang pertama diatas.
- Dengan perantara malaikat yang diutus, yaitu Jibril.
Penyampaian wahyu melalui malaikat juga menggunakan beberapa sistem, yaitu :
- Malaikat datang seperti gemerincingnya lonceng,
- Malaikat datang dengan bentuk yan laki – laki dan ia menyampaikan wahyunya,
- Malaikat datang pada waktu Nabi Muhammad SAW terjaga, sebagaimana pada malam Isra’.
- Kadang – kadang malaikat turun tidak menampakkan dirinya, tapi tampak pada perubahan Nabi SAW, seperti oran tidur atau seperti pingsan dan terasa berat bagi Nabi Muhammad SAW.



3. Nama – nama lain dari Al – Qur’an
Al – Qur’an mempunyai beberapa nama yang kesemuanya menunjukkan kedudukanya yang tinggi dan luhur, sehingga tidak diragukan lagi bahwa “Al – Qur’an adalah kitab samawi yang paling mulia”, berikut ini akan akan dikemukakan empat dari sekian nama – nama Al – Qur’an, yaitu :
- Al – Furqon ( Pembeda)
Dinamai AL – Furqon dengan berdasarkan pada firman Allah SWT surat Al- Furqon ayat 1 ;
  •      • 
Artinya : Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Al-Furqon;1)
Dinamakan Al-Furqon karena ia sebagai pembeda, antara yang benar dan yang salah, antara yang baik dan yang buruk, serta dengan yang sejati dan palsu, semua itu dijelaskan dalam kitab suci, Sayyid Qutb menyatakan bahwa “ Manusia tidak memilki kemampuan dengan akalnya untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, Manusia dengan akalanya hanya mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah”, Maka Allah menciptakan manusia dan memberi akal serta menurunkan kepadanya Al – Furqon , pembeda (penentu) mana yang baik dan mana buruk, dst.

- Az – Zikr (Peringatan)
Firman Allah SWT dalam surat Al – hijr ayat 9 ;

  •     
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al – Hijr; 9)

Dinamakan Az – Zikr karena Al – Qur’an diturunkan Allah memang untuk memberi peringatan kepada manusia mengenai hal – hal yang dapat menyelamatkan dan membahagiakan,serta hal – hal yang dapat mencelakakan dan menyengsarakan manusia, dengan demikian diharapkan manusia dapat memperhatikan peringatan – peringatan dari Allah.

- Mau’izah ( ajaran, nasihat atau tuntunan)
Firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 57 ;

 ••   •          
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman ( Yunus; 57)

Al – Qur’an yang mengajari manusia dengan segala hal yang diperlukan didalam kehidupannya , agar tercapai kebahagiaan hidup baik didunia maupun diakhirat, Oleh karena itu didalam Al – Qur’an banyak diungkapkan contoh – contoh orang yang saleh dan durhaka, beserta akibatnya, Misalnya ; kisah Nabi Ibrahim,Musa, Ayyub ataupun kisah umat Nabi Nuh, Kisah Fir’aun, Qarun, dan sebagainya, itu semua merupakan nasihat dan tuntutan bagi manusia.

- Al – Kitab ( kitab)
Firman Allah dalam surat Al – baqarah ayat 1 – 2 ;
           
Artinya : Alif laam miin ( 1) Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa . (Al – Baqarah; 1 – 2)

Dasar lainnya adalah Firman Allah surat Ad – Dukhan ayat 1 – 3 ;
            •  
Artinya : Haa miim (1). demi kitab (Al Quran) yang menjelaskan, (2) Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.(3). (Ad – Dukhan; 1- 3)


4. Pengertian Hadist
Dari segi bahasa hadist artinya khabar, berita atau hal yang diberitakan turun – temurun , adapun menurut istilah adalah “ Segala sesuatu yan bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, atau taqrir (persetujuan) ataupun yang sepadannya.
Secara umum ulama tidak membedakan antara pengertian hadis dengan sunah, kedua – duanya mengandung pengertian “ucapan atau perbuatan atau taqrir” Nabi Muhammad SAW, walau demikian dikalangan ulama ada juga yang memberikan perbedaan antara hais dan sunah, Hadis diartikan sebagai keterangan – keterangan dari Rasulullah SAW, yang sampai pada kita, sedangkan sunah diartikan pada pernyataan yang berlaku pada masa Rasulullah atau telah menjadi tradisi dalam masyarakat Islam pada masa itu, dan menjadi pedoman dalam melakukan ibadah dan muamalah,

4. Macam – macam Hadist
Hadist atau sunahibagi menjadi tiga macam , yaitu :

- Hadis atau sunah Qauliyah
Hadis Qauliyah adalah ucapan – ucapan atau sabda Nabi Muhammad SAW, dalam berbagai kesempatan dan keadaan yang berhubungan dengan penerapan hukum atau ketentuan – ketentuan lainnya dalam Islam.



- Hadis atau sunah Fi’liyah
Hadist Fi’liyah adalah perbuatan atau perilaku Nabi Muhammad SAW, untuk memberikan tuntunan atau contoh pelaksanaan ibadah atau urusan lain dalam Islam
- Hadis atau sunah Taqririyah
Hadis Taqririyah adalah pernyataan atau persetujuan Nabi Muhammad SAW, terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan sahabat atau seseorang di hadapan beliau, atau perbuatan seseorang di tempat lain yang dialporkan kepada beliau, lalu beliau diam, Diamnya Nabi SAW menandakan persetujuan sebab kalu tidak setuju Maka Nabi SAW akan menolaknya atau melaranganya.

Disamping ketiga macam hadis diatas, masih ada lagi yang disebut dengan hadis Qudsi; yaitu sesuatu yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan jibril atau dengan jalan ilham, atau mimpi

5. Sejarah Pembukuan Hadist
A. Hadis Dimasa Rasulullah
Ketika Rasulullah SAW masih hidup, beliau melarang orang untuk menulis dan mencatat sesuatu dari beliau, kebijaksanaan ini sangat penting, agar seluruh isi Al – Qur’an dapat dipertanggung jawabkan kemurniaanya sebagai wahyu Allah semata, tidak tercampur dengan perkataan Nabi SAW sendiri. Sehingga hadis pada masa Rasulullah masih berada pada hafalan dan ingatan para sahabat saja.
Akan tetapi ada beberapa orang saja yang mencatat hadis Nabi SAW, dan mereka itu adalah orang – orang yang benar – benar dapat menjamin tidak akan mencampuradukkan antara Al – Qur’an dan hadis Nabi SAW.

B. Hadis Dimasa Khulafaurassyidin
Masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan merupakan saat yang penting bagi perkembangan hadis, para sahabat dan tabi’in mulai menaruh perhatian serius dalam mencari dan mengumpulkan hadis dari para sahabat, yang jumlahnya semakin berkurang dan banyak yang berpindah ketempat lain.
Tersiarnya Islam keberbagai wilayah dunia melahirkan masalah – masalah baru yang memerlukan penegasan hukum, masyarakat Islam sangat membutuhkan petunjuk – petunjuk praktis yang pernah dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW, atau memerlukan status hukum yang pernah disampaikannya, sedangkan perbendaharaan hadist ketika itu masih berada didalam dada ( dihafal), para sahabat besar, tidak sedikit para sahabat kecil dan tabi’in menghabiskan waktu, tenaga dan harta untuk mengunjungi tempat – tempat kediaman para sahabat untuk mengumpulkan hadis.
Kemudian pada awal Khalifah Ali bin Abi Thalib, hadis mulai mengalami perkembangan yang kurang menggembirakan, karena mulai timbul hadis – hadis palsu, yakni ucapan atau buah pikiran seseorang yang diakui seolah – olah dari Nabi Muhammad SAW, akan tetapi berkat upaya penyelidikan para muhaddisin (ahli hadis) yang penuh ketekunan, hal ini dapat diatasi.

C. Hadis Dimasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Periode penulisan hadis dan kodifikasi hadis secara resmi berlangsung pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, yaitu pada akhir abad pertama Hijriyah ( 99 – 102 H/ 717 – 702 M)
Hal ini terjadi karena Khalifah Umar bin Abdul Aziz melihat kenyataan bahwa penghafal hadis semakin berkurang jumlahnya, karena meninggal dan lain sebagainya, tumbuh rasa khawatir pada diri nya, apabila hadis tidak dikumpulkan, maka berangsur – angsur akan hilang, sehingga beliau memerintahkan Gubernur Madinah supaya membukukan hadis Nabi, dan beliau juga mengirimkan surat kepada setiap gubenur untuk mengambil langkah serupa didaerah mereka masing – masing.
Perintah itu dilaksanakan oleh Abu Bakar Muhammad bin syihab Az – Zuhri. (wafat : 124 H), beliau tercatat sebagai ulama pertama yang membukukan hanya walaupun kodifikasiannya masih dalam bentuk sangat sederhana.
Usaha yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz ini terus dilanjutkan pada masa Khalifah dari dinasti Abbasiyah, Maka lahirlah ulama – ulama hadis seperti Ibnu Juraiz, Abu Ishaq, Imam Malik, Sufyan Ats – Tsauri, Abdurrahman Al – Auza’i dan lain sebagainya.
Kemudian muncul ulama – ulama terkenal dalam bidang hadist, yaitu penelitian secara ilmiah yang mereka lakukan tentang hadist – hadis shahih, mereka itu adalah Imam Bukhari, penyusun kitab “Shahih Bukhari”, dan Imam Muslim, Penyusun kitab ‘Shahih Muslim”, dan ulama hadis lain yang terkenal, seprti ; Abu Dawud, At-Turmudzi, An – Nasa’i, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad bin Hambal, hasil karya mereka saat ini dapat dijumpai diberbagai perpustakaan.

V. Strategi Pembelajaran
Pikiran yang penuh tanya selalu ingin mengetahui.True and False

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (awal):
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Apersepsi (Menanyakan tentang Mukjizat Nabi Muhammad SAW)
4. Pre-tes (Menanyakan tentang pengertian Al – Qur’an dan Hadist)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran
2. Dalam strategi pembelajaran Pikiran Penuh tanya selalu ingin mengetahui ;
2.1.Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang menstimulasi keingintahuan siswa dalam materi ini.
o Sebutkan Definisi Al – Qur’an dan Hadis menurut bahasa dan Istilah ?
o Bagaimana proses turunnya Al – Qur’an ?
o Sebutkan Nama – nama lain dari Al – Qur ’ an ?
o Sebutkan Macam – macam Hadis ?
o Kapan Hadis di bukukan ?
o Siapa nama Ulama yang pertama kali membukukan Hadis ?

2.2. Guru mendorong siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum
2.3.Guru menampung semua tanggapan dari siswa .
2.4.Guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara menjawab pertanyaan yang telah di sampaikan dengan sistematis.


Penutup (akhir):
1. Guru melakukan post-tes dengan tes tertulis dalam bentuk True and False, ;
o Guru membagikan lembar soal
o Siswa diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan pada lembar yang disediakan.
o Guru mengulas semua pertanyaan

2. Guru memberikan apresiasi
3. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
4. Guru memberikan salam penutup

VIII. Sumber/Alat
A. Sumber
Drs. Abd.Wadud , MA. Pendidikan Agama Islam, Al – Qur’an dan Hadis. MTs Kelas VII, Semarang . (PT.Toha Putra; 2009)

B. Alat
Papan Tulis, Kapur Tulis, Lembar Soal True and False.




Yogyakarta, 05Agustus 2009


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan



( Amrih Latifah S.Pd.I ) (Ramahadin Damanik)
NIP. NIM : 06470017





Mengetahui ;
Guru Pembimbing


(Sugiyati, S.Pd.I )
NIP. 15023118

Lampiran I

Lembar Soal True and False

Berilah tanda X atau lingkaran pada huruf (B) Jika pernyataan tersebut “benar”, dan pada huruf (S) jika pernyataan itu “ salah” !!.

1. Al – Qur’an Menurut istilah adalah Firman Allah yang mengandung mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang termaktub dalam mushaf – mushaf (lembaran – lembaran yang diberi jilid) yang disalin dengan jalan mutawatir dan yang membacanya bernilai ibadah” ( B / S )
2. Al – Hadis menurut istilah adalah Segala sesuatu yan bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, atau taqrir (persetujuan) ataupun yang sepadannya.( B / S )
3. Di bawah ini adalah cara turunnya Al – Qur’an ;
• Allah menyampaikan pengertian kedalam hati Nabi Muhammad SAW, atau memimpikannya kelubuk hati Nabi Muhammad SAW, ini disebut dengan jalan wahyu.
• Allah berbicara dengan Nabi Muhammad SAW, di balik hijab. Cara tersebut diatas adalah penyampaian wahyu yang tidak menggunakan perantara, sama halnya dengan yang pertama diatas.
• Dengan perantara malaikat yang diutus, yaitu Jibril. ( B / S )
4. Shahih Muslim dan shahih bukhari adalah nama lain dari Al – Qur’an. ( B / S )
5. Hadis atau sunah di bagi menjadi tiga macam . ( B / S )
6. Hadis Qauliyah adalah ucapan – ucapan atau sabda Nabi Muhammad SAW, dalam berbagai kesempatan dan keadaan yang berhubungan dengan penerapan hukum atau ketentuan – ketentuan lainnya dalam Islam. ( B / S )
7. Hadis Fi’liyah adalah pernyataan atau persetujuan Nabi Muhammad SAW, terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan sahabat atau seseorang di hadapan beliau, atau perbuatan seseorang di tempat lain yang dialporkan kepada beliau, lalu beliau diam, Diamnya Nabi SAW menandakan persetujuan sebab kalu tidak setuju Maka Nabi SAW akan menolaknya atau melaranganya. ( B / S )
8. Hadis dibukukan pada Masa Rasulullah masih Hidup ( B / S )
9. Abu Bakar Muhammad Muhammad Bin Syihab Az – Zuhri adalah Ulama besar yang pertama kali membukukan Hadis. ( B / S )
10. Pada Masa Khalifah Usman bin Affan banyak muncul hadis – hadis palsu.( B / S )

Kunci Jawaban :

1. B
2. B
3. B
4. S
5. B
6. B
7. S
8. S
9. B
10. S

BAHAN PRAKTEK


1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : Al – Qu’an dan Al - Hadis
3. Hari/Tanggal & Jam : Kamis , 06 gustus 2009 . jam ke
4. Kelas/Smstr/Th : VII D/I/2009
5. Materi Al – Qur’an dan Hadist sebagai pedoman Hidup
6. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
7. Standart Kompetensi : Memahami Al – Qur’an dan Al – Hadist sebagai Pedoman hidup
8. Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian Al – Qur’an dan Hadist




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VII D/I/2009
Waktu : 2 X 35 Menit

I. Standar Kompetensi
Meningkatkan Keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat - sifatnya
II. Kompetensi Dasar
Menguraikan sifat – sifat Mustahil dan Jaiz bagi Allah SWT

III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan sifat – sifat Mustahil bagi Allah SWT
2. Menjelaskan sifat – sifat Mustahil bagi Allah SWT

IV. Materi Pokok
Sifat – sifat Mustahil bagi Allah SWT
Sifat – sifat mustahil bagi Allah ialah sifat yang tidak mungkin atau bukan dari sifat Allah dan lawan dari sifat Wajib Allah.
Sifat – sifat Mustahil bagi Allah ada 20. dibawah ini akan diuraikan satu persatu sifat mustahil bagi Allah SWT. sebagai berikut :
1. Adam ( عدم ) Artinya tidak ada. Allah SWT mustahil tiada.
2. Hudus ( حدوث ) Artinya Baharu atau ada permulaaanya, Setiap baharu pasti ada permulaanya, dan selalu di dahului dengan tiada. Untuk menjadi ada pasti ada yang menciptakannya, ini meruapakan sifat mustahil bagi Allah SWT, karena Allah ada dengan sendirinya dan dia yang awal dan yang akhir. Firman Allah dalam surat Al hadid ayat 3 :
Artinya : Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. ( Q.S. Al – Hadid ayat 03)

Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang Telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya Karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.

3. Fana ‘ ( فناء ) artinya Rusak. Mustahil bagi Allah SWT bersifat Fana’ (Rusak), karena Allah lah yang menciptakan segalanya dan mengatur segalanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar – Rahman ayat 26 – 27 ;

Artinya : Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.( Q.S. Ar – Rahman ayat 26 – 27 )


4. Mumasalatu Lil Hawadisi ( مماثلته للحوادث ) Artinya Menyerupai yang baru atau makhluk, Jika kita melihat seorang arsitektur membangun sebuah gedung, tentunya apa yang dia bangun atau buat tidak menyerupai dengan dia yang menciptakan, apalagi Allah yang Maha Sempurna, sangat mustahil jika Allah menyerupai dengan ciptaannya.
Firman Allah dalam surat Al – Ikhlas ayat 4 ;
Artinya : Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. ( Al – Ikhlas ayat ; 4)

5. Ihtiyajuhu li Ghairihi ( احتياجه لغيره ) Artinya Membutuhkan sesuatu kepada selain dirinya. Mustahil bagi Allah SWT membutuhkan bantuan dari makhluknya, karena Allah maha Kaya dan dialah yang menciptakan segalanya. Allah Berfirman dalam surat Muhammad ayat 38 :
Artinya : Ingatlah, kamu Ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.( Q.S . Muhammad ayat 38)

6. Ta’addud ( تعدد ) Artinya berbilang atau lebih dari satu, sifat Ta’addud mustahil bagi Allah SWT, karena jika Tuhan itu berbilang atau lebih dari satu maka akan terjadi perdebatan dan perebutan kekuasaan, jika ini terjadi apa jadinya ? padahal Allah SWT yang menciptakan dan mengendalikan dunia ini.
Allah SWT berfirman dalam surat Al – Ikhlas ayat 1 ;
Artinya : Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. ( Q.S Al – Ikhlas, 1 )

7. Al-‘Ajzu ( العجز ) : artinya lemah, sifat ini adalah lawan dari sifat Al – Qudrat (Kuasa). Allah mustahil bersifat al-‘ajzu (lemah) ; tetapi Allah wajib bersifat Al- Qudrat (Kuasa)
8. Al-karahah ( الكرهة ) artinya dipaksa/terpaksa, sifat ini merupakan lawan dari sifat Al-Iradat (berkehendak), Allah Mustahil bersifat Al-karahah (dipaksa/terpaksa) tetapi Allah Wajib bersifat Al – Iradat (berkehendak).
9. Al-Jahlu ( الجهل ) artinya bodoh . sifat ini merupakan lawan dari sifat Al – Ilmu (Mengetahui). Allah Mustahil bersifat Al-Jahlu(bodoh), tidak mengetahui sesuatu; tetapi Allah Wajib bersifat Al – Ilmu (mengetahui)
10. Al-Mautu ( الموت ) artinya mati, sifat ini merupakan lawan dari sifat Al – hayyu (hidup), Allah Mustahil bersifat Al – mautu (mati) tetapi Allah wajib bersifat Al – Hayyu (Hidup)
11. Al-Asammu ( الصمم ) artinya tuli atau pekak, sifat ini merupakan lawan dari sifat As-sama’ (Mendengar). Allah mustahil bersifat Al-Asammu (tuli/pekak)tetapi Allah wajib bersifat As-Sama’(Mendengar)
12. Al – Umyun ( العمى ) artinya buta, Allah Mustahil bersifat Al –Umyu ( Buta) karena Allah Maha melihat, dan juga Allah telah menciptakan makhluknya dengan kemampuan melihat, sangatlah mustahil Allah bersifat buta.
13. Al – Bukmu ( البكم ) artinya bisu, Allah mustahil berisfat Al – bukmu ( Bisu) karena Allah Maha Berbicara dan juga Allah Menciptakan makhluknya dengan kemampuan berbicara.
14. Ajizan ( عاجزا ) artinya maha lemah, Mustahil bagi Allah bersifat Lemah
15. Mukrahan ( مكرها ) artinya maha terpaksa, Mustahil bagi bersifat Maha terpaksa.
16. Jahilan ( جاهلا ) artinya Maha Bodoh , Mustahil bagi Allah bersifat maha Bodoh
17. Mayyitan ( ميتا ) artinya Maha Mati, Mustahil bagi Allah bersifat Maha Mati
18. Asammu ( اصم ) artinya maha tuli, Mustahil bagi Allah bersifat Maha Tuli
19. A’ma ( اعمى ) artinya Maha buta, Mustahil bagi Allah bersifat Maha Buta.
20. Abkam ( ابكم ) artinya Maha Bisu, Mustahil bagi Allah bersifat Maha Bisu.



V. Strategi Pembelajaran
Guided Teaching ( Pengajaran Terarah ) dan Card Sort ( Kartu Sortir)

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (awal):
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik dan menanyakan tugas siswa pada minggu yang lalu )
3. Apersepsi (Menanyakan tentang Sifat Wajib Allah SWT)
4. Pre-tes (Menanyakan tentang Sifat Mustahil bagi Allah )
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Guided Teaching maka :
• Guru mengajukan 3 pertanyaan kepada semua siswa dan ditulis di papan tulis, pertanyaannya adalah :
( a.) Apa yang dimaksud dengan Sifat Mustahil bagi Allah.
(b) Sebutkan Sifat – sifat mustahil bagi Allah, dan
( c ) , Jelaskan 5 dari sifat Mustahil bagi Allah beserta dalil Al – Qur’an.
• Guru Membagi siswa menjadi 8 kelompok.
• Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membahas pertanyaan diatas dan menjawabnya
• Guru meminta siswa untuk kembali ke kelas penuh
• Guru memulai menyampaikan materi dengan mengacu dari pertanyaan yang diatas dan sembari membahas jawaban yang dikerjakan oleh setiap kelompok.

Penutup (akhir):
1. Guru melakukan post-tes dengan Strategi Card Sort , yaitu:
o Guru menempelkan kartu yang berisi tentang Sifat Wajib dan Mustahil di papan tulis
o Guru membagikan kartu yang berisi sifat wajib dan Mustahil kepada siswa
o Guru mengajak siswa untuk menyortir kartu yang tidak berada pada tempatnya.
2. Guru Menyampaikan akan pentingnya memahami sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT.
3. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
4. Guru memberikan salam penutup
VIII. Sumber/Alat
A. Sumber
Drs. H. Masan AF, M.Pd , Pendidikan Agama Islam ; Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. PT Karya Toha Putra; Semarang. 2009

B. Alat
Papan Tulis, Kapur Tulis, Kartu Index


Yogyakarta, 12 Agustus 2009

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan


( Siti Hamidah, S.Ag) (Ramahadin Damanik)
NIP : .19610529 198703 2 001 NIM : 06470017

Mengetahui ;
Guru Pembimbing


(Sugiyati, S.Pd.I )
NIP. 15023118



BAHAN PRAKTEK


1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
3. Hari/Tanggal & Jam : Kamis , 13 Agustus 2009 . jam ke 1 - 2
4. Kelas/Smstr/Th : VII D/I/2009
5. Materi : Sifat Mustahil bagi Allah
6. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
7. Standart Kompetensi : Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat – sifat nya .
8. Kompetensi Dasar : Menguraikan sifat – sifat Mustahil dan Jaiz bagi Allah SWT


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VII D/I/2009
Pertemuan Ke :
Waktu :2 X 35 Menit

I. Standar Kompetensi
Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat – sifatnya.
II. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat – sifat wajib Allah SWT yang Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah.
III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan definisi dari sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Ma’nawiyah
2. Menunjukkan sifat – sifat wajib Allah SWT yang Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah beserta artinya
3. Menyebutkan dalil tentang sifat – sifat Allah

IV. Materi Pokok
Sifat Wajib bagi Allah SWT yang Salbiyah, Nafsiyah, Ma’ani, dan Ma’nawiyah

A. Sifat Nafsiyah

Sifat Nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan zat Allah semata, yang tergolong sifat nafsiyah adalah sifat wujud, Maksudnya ialah Wujud Allah SWT mutlak atas diri – Nya sendiri, bukan merupakan tambahan zat – Nya.
• Wujud (Wujud Allah SWT mutlak atas diri – Nya sendiri,)
Dalilnya :
       

Artinya : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya (Al Imran ; 2)

B. Sifat Salbiyah

Sifat salbiyah ialah sifat yang tidak sesuai dengan zat Allah SWT, Sifat salbiyah adalah sifat yang berlawanan dengan sifat Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil hawadist, Qiyamuhu bi nafsihi, dan Wahdaniyah. Sifat yang dimaksud adalah Hudus, Fana, mumasalatu lil hawadisi, ihtiyajun ila gairihi, dan ta’adud.


• Hudust ( Lawan dari Qidam) Hudust artinya permulaan, sifat qidam menolak adanya sifat Hudust.
• Fana (lawan dari Baqa’) Fana ‘ artinya punah atau rusak, sifat ini bertentangan dengan sifat Allah Baqa’ (Kekal).
• Mumasalatu lil hawadisi ( lawan dari Mukhalafatu lil hawadisi) arti mumasalatu lil hawadisi adalah menyerupai makhluknya, sifat ini bertentangan dengan Mukhalafatu lil hawadisi ( berbeda dengan makhluknya)
• Ihtiyajun ila ghairihi ( lawan dari Qiyamuhu bi nafsihi) arti ihtiyajun ila gairihi adalah memerlukan bantuan pihak lain, sifat ini bertentangan dengan Qiyamuhu bi nafsihi ( berdiri sendiri).

C. Sifat Ma’ani
Sifat Ma’ani ialah sifat wajib bagi Allah SWT yang dapat digambarkan oleh pikiran manusia dan dapat meyakinkan orang lain karena kebenarannya dapat dibuktikan dengan panca indera, yang tergolong sifat ma’ani ialah Qudroh, Iradah, Ilmu, hayat, basar, dan kalam.
• Qudroh ( Mahakuasa)
Dalilnya :
        

Artinya : Dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. dan dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.( Al an’am ; 12)

• Iradah ( Berkehendak )
          
Artinya : Sesungguhnya perkataan kami terhadap sesuatu apabila kami menghendakinya, kami Hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", Maka jadilah ia.( An – Nahl ; 40)

• Ilmu ( Mengetahui segala sesuatu)
•           


Artinya : Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Al hujurat ; 18)


• Hayat ( Hidup)
             • 
Artinya : Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. ( Al – Furqon; 58)

• Sama’ (Mendengar)

         •  •    


Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al – Baqarah ; 127)

• Basar (Melihat )
•           

Artinya : Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. ( Al – Hujurat ; 18)

• Kalam ( Berbicara)
               


Artinya : Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung (An-Nisa’ ; 164)

D. Sifat Ma’nawiyah
Sifat Ma’nawiyah adalah sifat – sifat yang berhubungan dengan sifat ma’ani atau merupakan kelanjutan dari sifat ma’ani, yang tergolong dari sifat ma’nawiyah ialah kadiron ( maha Kuasa), muridan(Maha Berkehendak), aliman(Maha Mengetahui), hayyan( Maha Hidup), sami’an (Maha Mendengar), dan bashiran (Maha Melihat) serta mutakalliman (Maha berbicara).

V. Strategi Pembelajaran
Interactive Lecturing, Card Sort

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran

Pendahuluan (awal):
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Apersepsi (Menanyakan tentang Sifat Wajib Allah SWT)
4. Pre-tes (Menanyakan tentang pembagian sifat wajib Allah )
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Guru menjelaskan dengan singkat pokok-pokok materi tentang Sifat wajib bagi Allah yang Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah
2. Guru menaggapi semua aspirasi siswa pada kegiatan awal
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya
5. Dengan menggunakan strategi Card sort ;
o Guru membagikan kartu indek berisi informasi tentang sifat – sifat wajib dan Mustahil bagi Allah SWT kepada siswa,
o Guru memanggil siswa satu persatu maju kedepan untuk meletakkan kartu indeks tersebut di bagian yang telah disediakan
o Guru meminta kepada setiap peserta didik untuk menjelaskan maksud dari isi kartu indeks tersebut.
Penutup (akhir):
1. Guru melakukan post-tes dengan tes tertulis , yaitu:
o Guru memberikan 15 buah pertanyaan kepada siswa dalam bentuk Multiple choice
o Setiap siswa harus menjawab semua pertanyaan yang disediakan
o Guru mengumpulkan semua lembar jawaban dari siswa
2. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
VIII. Sumber/Alat
A. Sumber
Drs. T. Ibrahim, Drs. H. Darsono. Membangun Aqidah Dan Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah., Solo; Tiga Serangkai,2005

B. Alat
Papan tulis, Kapur tulis, Card Sort, Lembar Soal Multiple Choice, Lap ban hitam. Bilboard.

Yogyakarta, 04 Agustus 2009

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan


( Siti Hamidah, S.Ag) (Ramahadin Damanik)
NIP : .19610529 198703 2 001 NIM : 06470017

Mengetahui ;
Guru Pembimbing


(Sugiyati, S.Pd.I )
NIP. 15023118



Lampiran I

SOAL MULTIPLE CHOICE

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban paling benar !

1. Sifat Nafsiyah ialah sifat yang .....................
d. Tidak dapat dipisahkan c. Berhubungan dengan zat Allah semata
e. Dimiliki oleh zat Allah d. Berdiri sendiri

2. Penyebab pertama adanya sesuatu adalah ........
a. Allah SWT c.Kehendak Allah SWT
b. sesuatu itu sendiri d.Sifat Allah SWT

3. Sifat Salbiyah terdiri dari ........macam
a.tiga c. Enam
b.Lima d. tujuh

4. Allah SWT bersifat mukhalafatu lil hawadisi, artinya .....
a. Allah SWT pencipta alam semesta
b. Setiap yang dikehendaki pasti terlaksana
c. Tidak ada satu makhluk pun yang menyerupai – Nya
d. Makhluk yang diciptakan bermacam – macam

5.Allah SWT tidak akan mengalami kepunahan karena Dia bersifat :
a. Mumasalatu lil hawadisi c. Qudrah
b.wahdaniyah d. Baqa’

6. Tidak ada sesuatu yang dapat mengatur dan memaksa Allah SWT, karena Allah SWT bersifat ; ...
a. Sama’ c. Iradah
b. Kalam d. Karahah

7. Sifat Ma’ani terdiri dari ..........Macam;
a. Tiga c.Tujuh
b. Lima d.Sembilan

8. Berikut ini yang tidak termasuk sifat ma’ani adalah :
a. Wahdaniyah c. Iradah
b. Qudrah d. Sama’

9. Yang termasuk sifat Salbiyah adalah ;
a. Wahdaniyah c. Wujud
b. Iradah d. Kalam

10. Seandainya wujud Allah SWT diciptakan selain Dia berarti Allah SWT......
a. Mahasempurna c. Kekuasaan – Nya terbatas
b. Maha adil d. Tidak sempurna

11. Kesempurnaan Allah SWT diterangkan dalam surat ......
a. As-sajadah ayat 4 – 5 c. An – Nisa ayat 7
b. Ali – Imran ayat 3 d.Al – An’am ayat 8

12. Pengertian sifat salbiyah adalah :
a. Sifat yang sesuai untuk Allah SWT
b. Sifat yang tidak sesuai untuk Allah SWT
c. Sifat baik Allah SWT
d. Sifat kesempurnaan Allah SWT



13. Sifat yang menolak sifat hudus adalah
a. Sifat fana’ c. Sifat Qidam
b. Sifat ajzun d. Sifat Ta’adud

14. Dibawah ini termasuk sifat ma’ani, kecuali :
a. kalam c.Ta’adud
b. Qudrah d.iradah

15. Allah SWT bersifat kadiran, artinya ;
a. Maha kuasa c. Maha mengetahui
b. Maha berkehendak d. Maha Bijaksana





Kunci Jawaban :

1.D 6.C 11.A
2.A 7.C 12.B
3.B 8A 13.C
4.C 9.A 14.C
5.D 10.D 15.A



BAHAN PRAKTEK


1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
3. Hari/Tanggal & Jam : Kamis , 06 gustus 2009 . jam ke 1 - 2
4. Kelas/Smstr/Th : VII D/I/2009
5. Materi : Sifat Wajib bagi Allah SWT yang Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah
6. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
7. Standart Kompetensi : Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat – sifat nya .
8. Kompetensi Dasar :
a. Menjelaskan definisi dari sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Ma’nawiyah
b. Menunjukkan sifat – sifat wajib Allah SWT yang Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah beserta artinya
c. Menyebutkan dalil tentang sifat – sifat Allah




Wates, 30 Juli 2009

Guru Pembimbing


Siti Hamidah. S.Ag
NIP. 19610529 198703 2 001



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fiqh
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VII D/I/2009
Waktu :2 X 35 Menit

I. Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara Adzan, Iqomah dan Sholat Berjama’ah

II. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan Ketentuan Masbuq
2. Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa
3. Menjelaskan cara Menggantikan imam yang batal

III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Menerangkan ketentuan masbuq
2. Menerangkan cara mengingatkan imam yang lupa
3. Menerangkan cara Menggantikan imam yang batal
4. Mendemonstrasikan ketentuan masbuq
5. Mendemonstrasikan cara mengingatkan imam yang lupa
6. Mendemonstrasikan cara mengingatkan imam yang batal

IV. Materi Pokok
1. Ma’mum Masbuq
Masbuq artinya tertinggal (dari imam) yaitu orang yang mengikuti shalat berjama’ah, tetapi ia tidak sempat mengikuti sejak mulai imam melakukan takbiratul ikhram (sejak raka’at pertama)
Ketentuan Masbuq :

A. Ma’mum masbuq harus mengerjakan gerakan sebagaimana yang dikerjakan imam,
B. Jika makmum masih mendapati imam belum rukuk atau sedang rukuk dan ia dapat melaksanakan rukuk bersama imam dengan sempurna, maka makmum tadi terhitung mengikuti jama’ah satu raka’at,
C. Dalam hal sebagaimana yang dilakukan oleh makmum tersebut hendaklah ia membaca surat Al-Fatihah walaupun hanya satu ayat atau beberapa ayat,
D. Jika imam selesai shalat, sedang makmum masih kurang bilangan raka’atnya hendaklah makmum menambah kekurangan raka’atnya.
E. Bagi makmum yang hanya mendapatkan rukuk dengan imam menurut sebagian ulama makmum tersebut termasuk mendapat satu raka’at sebab makmum tidak dituntut membaca surat Al-Fatihah karena hal itu sudah ditanggung oleh imam, dan sebagaimana ulama berpendapat tidak mendapat satu raka’at kecuali ia dapat membaca surat Al-Fatihah sebelum imam rukuk.




2. Cara Mengingatkan Imam yang lupa
Imam yang lupa dalam Melaksanakan kegiatan atau tahapan – tahapan salat, maka makmum harus mengingatkan nya, adapun caranya sebagai berikut :
A. Makmum cukup mengucapkan Subhanallah bagi makmum laki – laki,
B. Sedangkan bagi makmum perempuan dengan cara tepukan tangan.
Kedua cara tersebut harus didengar oleh Imam sehingga imam ingat akan tahapan yang ia lakukan.

3. Cara Menggantikan kan Imam yang Batal
Jika didalam salat berjama’ah tiba – tiba imam terkena uzur, misalnya, imam keluar angin dari duburnya atau ia baru ingat bahwa ia berhadast maka imam dapat melakukan penggantian imam dengan cara sebagai berikut :
A. Imam keluar dari salat
B. Kemudian imam menunjuk salah seorang makmum untuk menggantikan nya menjadi imam dengan cara menarik tangan salah seorang makmum untuk maju kedepan menjadi imam,
C. Jika imam tidak menunjuk salah seorang makmum untuk menggantikannya maka makmum yang tempatnya tepat dibelakang imam harus maju kedepan untuk menjadi Imam, oleh sebab itu, makmum yang posisinya tepat dibelakang imam hendaknya orang yang fasih bacaan Al – Qur’an nya (layak menjadi imam)

V. Strategi Pembelajaran
Interactive Lecturing, Every One is Teacher Here, Demonstration.

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (awal):

1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Apersepsi (Menanyakan tentang sholat berjama’ah )
4. Pre-tes (Menanyakan tentang Masbuq dan Cara mengingatkan Imam yang lupa dan Menggantikan Imam yang batal )
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Guru menjelaskan dengan singkat pokok-pokok materi tentang ketentuan Masbuq, Cara mengingatkan Imam yang lupa dan cara menggantikan imam yang batal.
2. Guru menaggapi semua aspirasi siswa pada kegiatan awal
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya
5. Dengan menggunakan strategi everyone Is a teacher here;
o Guru membagikan kartu indek kepada setiap siswa untuk diisi dengan pertanyaan seputar pelajaran yang telah dibahas.
o Guru mengumpulkan kartu indek, mengocoknya dan kemudian memerintahkan beberapa siswa untuk maju membaca pertanyaan dan menjawabnya.
o Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi jawaban yang telah diberikan oleh teman..
6. Guru meminta beberapa siswa untuk melakukan praktek tentang Makmum yang Masbuq, dan cara mengingatkan Imam yang lupa atau batal.

Penutup (akhir):
1. Guru melakukan post-tes dengan tes tertulis , yaitu:
o Guru memberikan 4 buah pertanyaan kepada siswa
o Setiap siswa harus menjawab semua pertanyaan yang disediakan
o Guru mengumpulkan semua lembar jawaban dari siswa
2. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
3. Guru memberikan salam penutup
VIII. Sumber/Alat

A. Sumber ;
Drs.Amir Abyan, MA dan Zainal Muttaqien, MA. Pendidikan Agama Islam; Fiqh ,Semarang (Toha Putra; 2009)
B. Alat ; Papan Tulis, Kapur Tulis, Kartu Index.


Yogyakarta, 01 Agustus 2009

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan


( Dra. Rubinem ) (Ramahadin Damanik)
NIP : 19650901 199403 2 002 NIM : 06470017

Mengetahui ;
Guru Pembimbing


(Sugiyati, S.Pd.I )
NIP. 19591227 198703 2 002
Lampiran I

Bentuk Pertanyaan pada Test Tertulis
1. Apa yang dimaksud dengan Masbuq ?
2. Jelaskan Ketentuan Masbuq?
3. Bagaimana cara mengingatkan Imam yang Lupa?
4. Bagaimana Cara mengingatkan Imam yang batal ?

Kunci Jawaban
1. Masbuq artinya tertinggal (dari imam) yaitu orang yang mengikuti shalat berjama’ah, tetapi ia tidak sempat mengikuti sejak mulai imam melakukan takbiratul ikhram (sejak raka’at pertama)
2. Ketentuan Masbuq :
- Ma’mum masbuq harus mengerjakan gerakan sebagaimana yang dikerjakan imam,
- Jika makmum masih mendapati imam belum rukuk atau sedang rukuk dan ia dapat melaksanakan rukuk bersama imam dengan sempurna, maka makmum tadi terhitung mengikuti jama’ah satu raka’at,
- Dalam hal sebagaimana yang dilakukan oleh makmum tersebut hendaklah ia membaca surat Al-Fatihah walaupun hanya satu ayat atau beberapa ayat,
- Jika imam selesai shalat, sedang makmum masih kurang bilangan raka’atnya hendaklah makmum menambah kekurangan raka’atnya.
- Bagi makmum yang hanya mendapatkan rukuk dengan imam menurut sebagian ulama makmum tersebut termasuk mendapat satu raka’at sebab makmum tidak dituntut membaca surat Al-Fatihah karena hal itu sudah ditanggung oleh imam, dan sebagaimana ulama berpendapat tidak mendapat satu raka’at kecuali ia dapat membaca surat Al-Fatihah sebelum imam rukuk.
3. Cara Mengingatkan Imam yang Lupa adalah :
- Makmum cukup mengucapkan Subhanallah bagi makmum laki – laki,
- Sedangkan bagi makmum perempuan dengan cara tepukan tangan.
4. Cara Menggantikan Imam yang Batal adalah :
- Imam keluar dari salat
- Kemudian imam menunjuk salah seorang makmum untuk menggantikan nya menjadi imam dengan cara menarik tangan salah seorang makmum untuk maju kedepan menjadi imam,
- Jika imam tidak menunjuk salah seorang makmum untuk menggantikannya maka makmum yang tempatnya tepat dibelakang imam harus maju kedepan untuk menjadi Imam, oleh sebab itu, makmum yang posisinya tepat dibelakang imam hendaknya orang yang fasih bacaan Al – Qur’an nya (layak menjadi imam)

BAHAN PRAKTEK


1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : FIQH
3. Hari/Tanggal & Jam : Rabu,05 Agustus 2009 . jam ke 7 – 8
4. Kelas/Smstr/Th : VII D/I/2009
5. Materi : - Makmum Masbuq
- Cara Mengingatkan Imam yang lupa
- Cara Menggantikan Imam yang batal
6. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
7. Standart Kompetensi : Melaksanakan tata cara Adzan, Iqomah dan Sholat Berjama’ah
8. Kompetensi Dasar : - Menjelaskan Ketentuan Masbuq
- Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa
- Menjelaskan cara mengingatkan imam yang batal




Guru Matapelajaran


Dra. Rubinem
NIP : 1965 0901 199403 2 002



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fiqh
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VIII D/I/2009
Waktu :2 X 30 Menit

I. Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara Tata Cara Zakat

II. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan Ketentuan zakat Fitrah
2. Menjelaskan Orang yang berhak menerima zakat
3. Mendemonstrasikan pelaksanaan zakat Fitrah

III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan ketentuan zakat Fitrah
2. Menyebutkan orang – orang yang berhak menerima zakat
3. Menerangkan ketentuan zakat fitrah
4. Menjelaskan cara perhitungan zakat Fitrah
5. Menjelaskan cara pelaksanaan zakat fitrah

IV. Materi Pokok
Zakat Fitrah
I. Pengertian Zakat Fitrah
Zakat Fitrah menurut bahasa adalah Zakat yang wajib dikeluarkan pada hari raya idul fitri, sedangkan menurut istilah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap laki – laki dan perempuan , besar kecil orang merdeka atau budak yang memiliki kelebihan makanan bagi dirinya dan keluarganya pada hari raya idul fitri. Hadist tentang zakat fitrah adalah sebagai berikut :

فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث و طعمة للمساكين ( رواه ابو داود)
Artinya : Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari perbuatan yang tidak berguna dan pembicaraan yang kotor serta untuk memberi makan orang yang miskin
( HR.Abu Dawud )

II. Syarat Wajib Zakat Fitrah
Zakat Fitrah wajib dilaksanakan bagi orang – orang yang memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Orang Islam
b. Orang itu ada ( Hidup) pada waktu terbenam matahari malam 1 Syawal.




III. Waktu Membayar Zakat Fitrah
Zakat Fitrah boleh di bagikan sejak awal bulan Ramadhan ( Di bayarkan dengan ta’jil/ lebih cepat) sampai dengan idul fitri sebelum melaksanakan salat Idul Fitri, di bawah ini akan dikemukakan beberapa waktu untuk pembagian zakat fitrah sebagai berikut ;
a. Waktu yang diperbolehkan yaitu sejak awal bulan Ramadhan sampai Idul Fitri sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri
b. Waktu Wajib yaitu Semenjak terbenam matahari malam idul fitri
c. Waktu yang Afdal ( utama ) yaitu setelah sholat shubuh pada 1 syawal sebelum salat idul fitri
d. Waktu Makruh yaitu waktu setelah selesai salat Idul fitri sampai sebelum terbenam matahari idul fitri.

IV. Mustahiq Zakat Fitrah dan Harta yang dikeluarkan untuk zakat Fitrah
Yang dimaksud dengan Mustahiq zakat Fitrah adalah Orang yang berhak menerima zakat fitrah, Mustahiq zakat fitrah dapat kita lihat dalam Firman Allah dalam Surat Al – Taubauh ayat 60 ;

                         

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ( Q.S. At – Taubah . 60 )

Yang dimaksud dalam ayat diatas adalah Mustahiq zakat yaitu :
1. Orang Faqir yaitu ; Orang yang tidak ada harta untuk keperluan hidup sehari – hari dan tidak mampu bekerja atau berusaha,
2. Orang Miskin yaitu ; Orang yang berpenghasilan sehari – hari tetapi tidak mencukupi keperluan hidupnya
3. Amil yaitu ; Orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan membagi – bagikan zakat kepada yang berhak menerimanya,
4. Muallaf yaitu ; orang yang baru masuk Islam dan masih perlu di sayang – sayang.
5. Budak yaitu orang yang belum merdeka
6. Gharim yaitu orang yang mempunyai banyak hutang dan ia tidak mampu membayarnya
7. Sabilillah yaitu ; orang yang berjuang di Jalan Allah
8. Ibnu Sabil yaitu ; Orang dalam perjalanan (musafir ) seperti orang yang sedang pergi menuntut imu, berdakwah, dan sebagainya.

V. Tata Cara pelaksanaan Zakat Fitrah
Cara membayar zakat fitrah boleh secara langsung diberikan kepada mustahiq dan boleh disalurkan melalui panitia pengmumpul dan penyalur zakat ( Amil ).
Harta yang dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah makanan yang menguatkan yang biasa dimakan sehari – hari seperti beras, menurut suatu pendapat bahwa zakat fitrah boleh dibayarkan dengan uang yang senilai dengan bahan makanan, sedangkan ukuran nya adalah satu sha’ atau 2,5 Kg beras untuk Indonesia.
Jika zakat ingin di ganti dengan uang, maka cara menghitungnya adalah dengan harga beras / kilogram di kalikan dengan 2,5 Kg beras yang hasilnya merupakan uang yang harus di keluarkan / jiwa. Contoh nya : Pak Budi memiliki tanggungan 3 Orang Anak dan 1 istri, maka Zakat yang harus di keluarkan adalah 5 X 2, 5 Kg Beras. Maka dia harus mengeluarkan 12, 5 Kg Beras. Jika ingin di uangkan maka 12,5 Kg X Rp.5000 ( harga beras yang dimakan ) hasilnya Rp. 62. 500; maka pak budi harus mengeluarkan zakat sebesar Rp. 62.500.
Adapun Doa akad penyerahan Zakat adalah sebagai berikut :
Doa Akad Penyerahan Zakat :

أََللّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَسُجُوْدَنَا وَرُكُوْعَنَا وَصَدَقَاتَنَا وَزَكَاتَنَا وَعِبَادَتَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: “Ya…Alloh terimalah dari sholat kami, puasa kami, sujud kami, ruku’ kami, shodaqoh kami, zakat kami, ibadah kami, kekhusu’-an kami, dan sempurnakanlah yang sedikit dari kami, ya…Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
DO’A PENERIMA ZAKAT

أَجْرَكَ اللهُ بِمَا اَعْطَيْتَ
Artinya: ”Semoga Alloh SWT memberi pahala pada-mu, dengan apa yang telah kamu berikan”

V. Strategi Pembelajaran
Interactive Lecturing dan Modelling The Way

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran


Pendahuluan (awal):

1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Apersepsi (Macam – macam Zakat )
4. Pre-tes (Menanyakan tentang Zakat Fitrah )
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Guru menjelaskan dengan singkat pokok-pokok materi tentang ketentuan Zakat Fitrah
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya

4. Dengan menggunakan strategi Modeling The way ;
• Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok
• Guru meminta kepada setiap kelompok untuk membuat skenario tentang pelaksanaan Zakat Fitrah
• Guru mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk berlatih
• Guru mempersilahkan kepada setiap kelompok dengan cara bergilir untuk memdemostrasikan pelaksanaan zakat Fitrah.
• Guru mempersilahkan semua kelompok untuk mengomentari nya
Penutup (akhir):
1. Guru menyampaikan akan pentingnya kita melaksanakan zakat khususnya zakat fitrah
2. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
3. Guru memberikan salam penutup
VIII. Sumber/Alat
A. Sumber
Drs.Amir Abyan, MA dan Zainal Muttaqien, MA. Pendidikan Agama Islam; Fiqh ,Semarang (Toha Putra; 2009)

B. Alat
Papan Tulis, Kapur Tulis, Kertas Plano.


Yogyakarta, 01 Agustus 2009

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan


( Dra. Rubinem ) (Ramahadin Damanik)
NIP : 1965 0901 199403 2 002 NIM : 06470017

Mengetahui ;
Guru Pembimbing


(Sugiyati, S.Pd.I )
NIP. 15023118



BAHAN PRAKTEK


1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : FIQH
3. Hari/Tanggal & Jam : Rabu,15 Agustus 2009 . jam ke 5– 6
4. Kelas/Smstr/Th : VIII D/I/2009
5. Materi : Zakat Fitrah
6. Alokasi waktu : 2 x 30 menit
7. Standart Kompetensi : Melaksanakan tata cara Zakat
8. Kompetensi Dasar : - Menjelaskan ketentuan zakat Fitrah
- Menjelaskan Orang yang berhak menerima zakat
- Mempraktekkan pelaksanaan zakat fitrah




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VII D/I/2009
Waktu : 2 X 35 Menit

I. Standar Kompetensi
Memahami sejarah Nabi Muhammad Saw periode Makkah

II. Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan misi Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi Alam semesta, pembawa kedamain, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.

III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Mendiskripsikan respon masyarakat makkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad SAW
2. Menyebutkan kelompok yang menerima dan menolak dakwah Nabi Muhammad SAW.
3. Mendiskripsikan Hambatan dan rintangan Dakwah Nabi Muhammad SAW di mekah.
4. Menyebutkan tokoh – tokoh yang banyak membantu Nabi Muhammad SAW dalam misi dakwahnya.

IV. Materi Pokok
1. Respon masyarakat Makkah terhadap Da’wah Nabi Muhammad SAW
Dalam perjalanan dakwah nabi Muhammad SAW yang beliau lakukan baik secara diam – diam maupun terang – terangan menimbulkan respon dari masyarakat Makkah, ada yang meresponnya dengan positip maupun negatif.
Dalam perjalanan dakwah nabi Muhammad SAW di Makkah hanya sedikit orang yang menerima ajaran Islam, mereka adalah para sahabat dan keluarga dekat Rasulullah SAW. Sedangkan yang menolak dakwah nabi Muhammad SAW adalah Abu Lahab.
2. Hambatan dan rintangan da’wah Islam di Makkah
Abu lahab adalah orang yang paling menolak dakwah Nabi Muhammad SAW, dia menyebar isu – isu yang menjelekkan ajaran yang dibawa oleh Muhammad dan juga ia menghasut masyarakat Quraisy supaya membenci Muhammad,
Diantara hambatan dan rintangan Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan Isu yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Muhammad SAW.
b. Abu lahab menghasut masyarakat suku Quraisy untuk membenci Muhammad dan Islam, bahkan Pamannya Nabi Muhammad SAW juga ikut dihasut oleh Abu lahab.
c. Ancaman yang diberikan oleh Abu lahab kepada Paman Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya.
d. Siksaan yang dialamai oleh keluarga sahabat Nabi Muhammad SAW.
e. Godaan harta kekayaan yang melimpah yang ditawarkan oleh pemimpin Quraisy yang disampaikan oleh uthbah bin rabiah sebagai penebus agar Muhammad menghentikan dakwahnya.
f. Penyiksaan dan pembunuhan terhadap sahabat nabi Muhammad SAW, diantara sahabat Nabi Muhammad SAW yang disiksa oleh kaum Quraisy adalah : Bilal bin Rabah, Yasir, Amr bin Yasir, Sumaiyah (istri Yasir), Khabbab bin Aris, Ummu ubais, Zinnirah, Abu Fukai – bab, Al-nadyah, Amr bin Furairah dan Hamamah. Mereka di pukuli dan di cambuki, dan juga bilal dijemur di padang pasir dengan badan ditindih dengan batu besar, serta sumaiyah istri yasir ditusk dengan lembing sampai terpanggang.
Banyak tokoh yang berperan dalam dakwah Nabi Muhammad SAW di mekkah diantaranya :
a. Abu Bakar Ash Shiddiq beliau adalah seorang saudagar kaya dan memiliki status sosial tinggi serta memiliki pengaruh cukup besar, melalui pengaruhnya Abu bakar telah berhasil menarik simpati kawan – kawanya untuk menerima islam dan membela perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam. Diantara mereka yang berhasil diajak masuk Islam adalah Usman Bin Affan, Zubair bin awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Arqam bin Abi Arqam dll.
b. Arqam bin Abi Arqam , rumah beliau dijadikan tempat untuk melakukan pengajaranAgama Islam.
c. Abu Thalib, belaiu adalah paman Nabi Muhammad SAW, karena pengaruhnya dikalangan Suku Quraisy cukup di perhitungkan, sehingga Abu Jahal dan kelompoknya merasa takut dan hormat kepada Abu Thalib. Oleh karena nya Dakwah Nabi dapat berjalan.
d. dll

Demikian hambatan dan rintangan yang dialami oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya, akan tetapi itu semua tidak melemahkan semangat juang Nabi Muhammad untukl menegakkan keadilan di Negeri Mekah, hambatan dan rintangan yang diberikan oleh Abu lahab dan masyarakat Quraisy terhadap Muhammad karena Abu Lahab dan Masyarakat Quraisy takut terhadap pengaruh Muhammad terhadap masyarakat Quraisy sehingga akan menghilangkan kekuasaan mereka di negeri Mekah.

V. Strategi Pembelajaran
Interactive Lecturing, Active Knowledge Sharing

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (awal):
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Apersepsi (menanyakan Langkah awal dakwah nabi Muhammad)
4. Pre-tes (menanyakan respon dan hambatan serta rintangan dakwah nabi Muhammad SAW di Mekah)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran
2. Guru menjelaskan secara singkat terkait materi
3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (A, B, C, D, E dan F)
4. Guru membagi bahan bacaan terkait Respon masyarakat Makkah terhadap Da’wah Nabi Muhammad SAW dan Hambatan dan rintangan da’wah Islam di Makkah dan juga membagikan lembar pertanyaan yang harus di jawab oleh setiap kelompok.
5. Guru meminta kepada setiap kelompok untuk membaca bahan bacaan dan mendiskusikan pertanyaan yang disediakan disetiap kelompok masing – masing.
6. Guru memberi waktu kepada setiap kelompok untuk mengutus anggota kelompoknya ke kelompok yang lain untuk sharing tentang pertanyaan yang diberikan, dan setiap utusan kelompok harus menyampaikan jawaban yang mereka miliki dan pertanyaan yang belum mampu di jawab.
7. Guru mempersilahkan kepada semua siswa untuk kembali ke kelompok masing – masing dan membahas semua pertanyaan yang disediakan.

Penutup (akhir):
1. Guru melakukan post-tes dengan tes lisan , dengan cara:
o Guru menyampaikan pertanyaan secara lisan kepada siswa
o Siswa diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan dan siswa lain dipersilahkan menanggapi jawaban temannya
2. Guru memberikan apresiasi
3. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
4. Guru memberikan salam penutup

Penilain dilakukan dengan pengamatan dan test lisan, pengamatan dilakukan pada waktu pembelajaran berlangsung, dan test lisan dilakukan di akhir pelajaran, bentuk pertanyaan dalam test lisan sebagai berikut :
A. Sebutkan respon masyarakat Mekah terhadap Dakwah Nabi Muhammad SAW?
B. Siapa yang menerima dan menolak dakwah Nabi Muhammad SAW?
C. Sebutkan hambatan dan rintangan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah?
D. Sebutkan tokoh yang berperan dalam membantu dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan jelaskan perannya?


Kunci Jawaban :
1. Respon masyarakat Mekah terhadap dakwah Nabi Muhammad adalah Negatif dan Positip. Positip maksudnya adalah mengikuti dengan Ikhlas ajaran Islam, dan Negatif menolak bahkan menentang ajaran Islam.
2. Kelompok yang menerima Dakwah Nabi adalah Keluarga dan sahabat nya dan yang menolak adalah Abu lahab dan masyarakat Quraisy
3. Diantara hambatan dan rintangan Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan Isu yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Muhammad SAW.
2. Abu lahab menghasut masyarakat suku Quraisy untuk membenci Muhammad dan Islam, bahkan Pamannya Nabi Muhammad SAW juga ikut dihasut oleh Abu lahab.
3. Ancaman yang diberikan oleh Abu lahab kepada Paman Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya.
4. Siksaan yang dialamai oleh keluarga sahabat Nabi Muhammad SAW.
5. Godaan harta kekayaan yang melimpah yang ditawarkan oleh pemimpin Quraisy yang disampaikan oleh uthbah bin rabiah sebagai penebus agar Muhammad menghentikan dakwahnya.
6. Penyiksaan dan pembunuhan terhadap sahabat nabi Muhammad SAW, diantara sahabat Nabi Muhammad SAW yang disiksa oleh kaum Quraisy adalah : Bilal bin Rabah, Yasir, Amr bin Yasir, Sumaiyah (istri Yasir), Khabbab bin Aris, Ummu ubais, Zinnirah, Abu Fukai – bab, Al-nadyah, Amr bin Furairah dan Hamamah. Mereka di pukuli dan di cambuki, dan juga bilal dijemur di padang pasir dengan badan ditindih dengan batu besar, serta sumaiyah istri yasir ditusk dengan lembing sampai terpanggang.


4. Tokoh Yang berperan adalah :
a. Abu Bakar Ash Shiddiq beliau adalah seorang saudagar kaya dan memiliki status sosial tinggi serta memiliki pengaruh cukup besar, melalui pengaruhnya Abu bakar telah berhasil menarik simpati kawan – kawanya untuk menerima islam dan membela perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam. Diantara mereka yang berhasil diajak masuk Islam adalah Usman Bin Affan, Zubair bin awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Arqam bin Abi Arqam dll.
b. Arqam bin Abi Arqam , rumah beliau dijadikan tempat untuk melakukan pengajaranAgama Islam.
c. Abu Thalib, belaiu adalah paman Nabi Muhammad SAW, karena pengaruhnya dikalangan Suku Quraisy cukup di perhitungkan, sehingga Abu Jahal dan kelompoknya merasa takut dan hormat kepada Abu Thalib. Oleh karena nya Dakwah Nabi dapat berjalan.
d. dll


VIII. Sumber/Alat
A. Sumber
Drs. H. Murodi, MA. Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra
Drs. Djamaluddin Ahmad Al Buny. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang. 1994
DEPAG RI. Buku Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI. 1997
B. Alat

Bahan Bacaan, Lembar Pertanyaan, Papan Tulis, Kapur Tulis, Dll

Yogyakarta, 01 Agustus 2009


Mengetahui,
Guru Pembimbing Praktikan




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas /Semester : VIII D/I/2009
Waktu :2 X 30 Menit

I. Standar Kompetensi
Memahami perkembangan Islam pada masa bani Abbasiyah

II. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi tokoh ilmuan muslim dan perannya dalam kemajuan

III. Indikator/Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan Biografi Khalifah Harun Ar – Rasyid
2. Menyebutkan dan Menjelaskan Usaha – usana Khalifah Harun Ar – Rasyid
3. Menyebutkan Jasa – jasa Khalifah Harun Ar - Rasyid
IV. Materi Pokok
1. Biografi Harun Ar – Rasyid
Harun Ar – Rasyid dilahirkan di Ray pada bulan februari 763 M/ 145 H. Ayahnya bernama Al – Mahdi dan ibunya bernama Khaizurran. Waktu kecil ia didik oleh yahya bin khalid al – barmaki. Ia dibesarkan dengan baik dilingkungan istana dan diasuh agar memiliki pribadi yang kuat dan berjiwa toleransi. Ayahnya telah memberikan beban dan tanggung jawab yang berat di pundaknya dengan melantiknya sebagai gubernur di saifah pada tahun 163 H, kemudian pada tahun 164 H diberikan wewenang untuk mengurusi seluruh wilayah Anbar dan negeri – negeri diwilayah Afrika Utara.
Harun Ar – Rasyid menjadi Khalifah pada masa Bani Abbasiyah pada tahun 170 H, menggantikan kedudukan ayahnya yang pada tahun tersebut meninggal dunia.
Pribadi dan akhlak harun Ar – Rasyid yang baik dan mulia, begitu dihormati dan disegani, dia salah seorang khalifah yang suka bercengkrama, alim dan dimuliakan, selain itu ia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang pemurah dan suka berderma, suka musik, mencintai ilmu pengetahuan dekat dengan para ulama dan penyair, kepribadian yang lain yang dimiliki Khalifah Harun Ar – Rasyid adalah sikap nya yang tegas, mampu mengendalikan diri, tidak emosional dan sangat peka perasaan.
Harus Ar – Rasyid adalah khalifah ke – 6 dari dinasti Abbasiyah, ia dikenal sebagai penguasa terbesar pada saat itu, selain itu Harun Ar- Rasyid juga dikenal sebagai penguasa yang taat beragama, saleh dan dermawan.
Demikian biografi singkat Harun Ar – Rasyid yang memimpin dinasti Abbasiyah selama 23 Tahun ( 170 – 193 H/ 786 – 809 M ) yang membawa tidak hanya Dinasti Abbasiyah saja, akan tetapi membawa Islam kepada masa Ke emasan nya ( Golden Age ).


2. Usaha – usaha Khalifah Harun Al-Rasyid
Sejarah membuktikan bahwa masa kepemimpinan Harun Ar – Rasyid dalam memimpin Dinasti Abbasiyah telah membawa Dinasti Abbasiyah dan Islam mencapai Puncak ke Jaya annya atau masa ke emasanya, sehingga pada saat itu baghdad dikenal dengan mercusuar dan kota impian seribu satu malam yang tidak ada bandingannya di dunia saat itu pada abad pertengahan, tentunya semua itu tidak lepas dari apa yang telah beliau perjuangkan dalam kepemimpinannya, diantara usaha – usaha beliau adalah :
a. Mempertahankan Keutuhan Wilayah Kekuasaan Bani Abbasiyah
Wilayah kekuasaan bani Abbasiyah pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar – Rasyid terbentang luas dari Afrika Utara sampai Hindu Kush, India. Kekuatan militernya sangat dikagumi oleh kawan dan ditakuti oleh lawan.
Sebuah upaya dan usaha yang dilakukan oleh Harun Ar – Rasyid dalam mempertahankan Keutuhan wilayahnya adalah dengan melakukan serangan balasan terhadap Byzantium karena dianggap telah melanggar dan mengingkari perjanjian yang telah disepakati bersama sebanyak 6 kali, dalam pertempuran tersebut, banyak tentara Byzantium yang tewas dan pasukan Harun Ar – Rasyid mampu menduduki kota Matarah, Enzyra, Cyprus,dan Crette, sehingga kekuatan Byzantium terkepung dan pasukan Byzantium memohon perdamaian kepada pasukan Harun Ar – Rasyid.
b. Pegembangan Ilmu Pengetahuan
Usaha lain yang menjadi kebijakan Khalifah Harun Ar – Rasyid adalah upaya pengembangan Ilmu pengetahuan dan sains yang merupakan bagian terpenting dari bentuk peradaban Islam, Harun Ar – Rasyid mengumpulkan para cendikiawan dan para orang bijak yang kemudian diberikan kepercayaan untuk membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan Abbasiyah, contohnya ia mengangkat Yahya Bin Barmak sebagai perdana menteri, dan juga ia mengangkat kedua anaknya bernama Ja’far dan Fazal, merekalah yang membantu Khalifah Harun Ar – Rasyid dalam membangun Dinasti Abbasiyah. Keadaan pemerintahan yang stabil dan aman membawa dampak positip bagi perkembangan bebagai bidang, seperti Ekonomi, Politik, budaya, agama, sains, filsafat, dan sebagainya.
Kontribusi lain yang diberikan Harun Ar – Rasyid dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan pada saat itu adalah dengan memberikan dukungan moral dan naterial kepada para cendikiawan untuk melakukan riset ilmu pengetahuan , sehingga kaum cendikiawan merasa tidak kekurangan uang dan tidak khawatir untuk terus melakukan riset, sehingga mereka mampu menghasilkan karya – karya yang sangat berharga bagi perkembangan peradaban Dunia.
Beliau juga sering memerintahkan kepada pasukannya untuk mencari naskah atau dokumen ilmu pengetahuan ketika mereka usai melakukan pertempuran atau penyerangan ke kota – kota musuh, kemudian dibawa kekota baghdad dan diterjemahkan dalam bahasa arab dan syiria, untuk kepentingan itu, Harun Ar – Rasyid mendirikan lembaga yang dipimpin oleh Yuhana Bin Musawih.
Dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan pada saat itu, Harun Ar – Rasyid mendirikan pusat riset ilmu pengetahuan yang dinamakan dengan Baitul Hikmah , yang kemudian banyak dikunjungi oleh para Ilmuan untuk melakukan studi dan kajian ilmiah.
c. Pembangunan Gedung dan Fasilitas Sosial
Kebijakan yang lain dari Khalifah Harun Ar – Rasyid adalah pembangunan lembaga – lembaga pendidikan, mulai dari tingkat rendah sampai lembaga tinggi dan lembaga – lembaga riset, pembangunan gedung – gedung Rumah Sakit , dan berbagai fasilitas sosial lainnya terus dikembangkan, sehingga masyarakat merasakan dan menikmati hasil pembangunan yang ada pada masa Harun Ar – Rasyid.
Selain itu juga, Pada Masa Khalifah Harun Ar – Rasyid dibangun sebuah bendungan dan terusan yang diberi nama sesuai nama Istrinya yaitu ; Zubaidah, ide dasar dan biaya pembangunan adalah bahwa ketika istri Harun Ar – Rasyid sedang melakukan perjalan ke Makkah dan Madinah, ia melihat kenyataan bahwa masyarakat kota tersebut sedang menderita kekurangan air, untuk memenuhi kebutuhan tersebut zubaidah memerintahkan para tukang untuk membangun nya dengan biaya yang dikeluarkan dari uang pribadi Zubaidah.
Kebijakan lain adalah Uang yang tersimpan di Baitul Mal dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari narapidana, seperti makanan, kesehatan, dan pakaian yang mereka butuhkan pada masa pasan dan dingin.

3. Jasa – jasa khalifah Harun Al-Rasyid
Dari sekian usaha yang dilakukan oleh Khalifah Harun Ar – Rasyid ternyata menjadi sebuah goresan tinta emas bagi dunia yang disebut dengan jasa – jasa nya yang ditinggalkan kepada generasi sesudahnya, yaitu :
a. Pengembangan Peradaban Islam
b. Pembangunan Bendungan dan Terusan Zubaidah yang sangat bermanfaat bagi Umat Islam
c. Memberikan gaji dan tunjangan yang cukup bagi para Ilmuan dan cendikiawan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan Islam.
d. Memerintahkan kepada para Ilmuan untuk mencari Manuskrip Ilmu pengetahuan yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Syiria dan Bahasa Arab.
e. Mengembangkan Kehidupan Toleransi Beragama
f. Menjaga Keutuhan wilayah kekuasaan Islam, sehingga Islam memiliki wilayah yang sangat luas.
g. Menugaskan pengelola Baitul Mal agar memanfaatkan dana yang ada untuk keperluan narapidana dan keperluan sosial lainnya.
h. Mendirikan Baitul Hikmah, Lembaga riset dan pengembangan Ilmu Pengetahuan.

Demikianlah usaha dan Jasa – jasa khalifah Harun Ar – Rasyid selama ia memimpin dinasti Abbasiyah selama 23 tahun, kemudian berbagai kebijakan pengembangan peradaban Islam dilanjutkan oleh generasi sesudahnya, seperti Al – Makmun.
V. Strategi Pembelajaran
Peer Lesson ( Pelajaran Teman sebaya )

VI. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (awal):
1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah bersama
2. Absensi dan menanyakan kabar peserta didik
3. Apersepsi (Menanyakan tentang Dinasti Abbasiyah )
4. Pre-tes (Menanyakan tentang Masa Pemerintahan Khalifah Harun Ar – Rasyid )
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Inti:
1. Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Peer Lesson maka :
• Guru membagi siswa menjadi 5 Kelompok dengan tugas ; kelompok I ; membaca dan memahami Biografi Khalifah Harun Ar – Rasyid. Kelompok II ; membaca dan memahami usaha – usaha Khalifah Harun Ar – Rasyid dalam bidang Mempertahankan Keutuhan Wilayah Kekuasaan Bani Abbasiyah, Kelompok III ; bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan ; Kelompok IV bidang Pembangunan Gedung dan Fasilitas Sosial, Dan Kelompok V ; Jasa – Jasa Harun Ar – Rasyid.
• Guru Membagikan Bahan Bacaan sesuai dengan materi yang akan disampaikan
• Guru meminta kepada semua kelompok untuk membaca bahan bacaan dan kemudian mendiskusikannya
• Guru Membagikan Kertas Plano dan Spidol ke setiap kelompok
• Guru Meminta kepada Setiap kelompok untuk menuliskan hasil diskusi kelompok masing – masing di kertas Plano yang telah disediakan
• Guru meminta setiap kelompok untuk menunjuk dari salah satu anggota kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
• Guru mempersilahkan kelompok I untuk menyampaikan hasil diskusinya dan mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi dan memberikan kesempatan bertanya , dan seterusnya sampai semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
• Guru meluruskan jika ada materi yang menyimpang dan menanggapi pertanyaan yang belum terjawab oleh kelompok.
Penutup (akhir):
1. Guru Menyampaikan akan pentingnya memahami sejarah kebudayaan Islam khususnya tentang masa pemerintahan Khalifah Harun Ar - Rasyid.
2. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama
3. Guru memberikan salam penutup
VIII. Sumber/Alat
A. Sumber
Dr . H . Murodi , MA , Pendidikan Agama Islam; Sejarah Kebudayaan Islam ; Madrasah Tsanawiyah kelas VIII . PT . Karya Toha Putra ; Semarang . 2009

B. Alat
Papan Tulis, Kapur Tulis, Foto Copy Bahan Bacaan, Kertas Plano, Spidol dan Lap Ban


Yogyakarta, 14 Agustus 2009

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan



(Sugiyati, S.Pd.I ) (Ramahadin Damanik)
NIP. 15023118 NIM : 06470017




BAHAN PRAKTEK


1. Nama Mahasiswa : Ramahadin Damanik
2. Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
3. Hari/Tanggal & Jam : Sabtu, 15 Agustus 2009 jam Ke 1 – 2
4. Kelas/Smstr/Th : VIII D/I/2009
5. Materi : Usaha dan Jasa Khalifah Harun Ar – Rasyid
6. Alokasi waktu : 2 x 30 menit
7. Standart Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa bani Abbasiyah
8. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tokoh ilmuan muslim dan perannya dalam kemajuan.






Wates, 28 juli 2009

Guru Pembimbing



SUGIYATI , S.Pd.I
NIP. 150231183