Selasa, 11 Mei 2010

Kesehatan Reproduksi di Indonesia Harus Di Prioritaskan

Kesehatan Reproduksi di Indonesia Harus Di Prioritaskan
Oleh Ramahadin Damanik
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Indonesia berada pada posisi tertinggi angka kematian Ibu pada saat kehamilan dan persalinan se - ASEAN, sedikitnya 18.000 ibu meninggal setiap tahun dikarenakan kehamilan atau persalinan, berarti setiap 30 menit seorang perempuan meninggal karena kehamilan dan persalinan, akibatnya setiap tahunnya 36.000 balita menjadi piatu. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001 menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia 396 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan hasil survei 1995, yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup. Departemen Kesehatan menargetkan tahun 2010 angka kematian ibu turun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Apakah target ini bisa dicapai? Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka kematian ibu, misalnya melalui program Maternal and Child Health, Safe Motherhood, Gerakan Sayang Ibu, dan Making Pregnancy Safer. Sayangnya, kasus kematian ibu tetap saja tinggi.
Di Kabupaten Bantul Angka kematian ibu melahirkan, selama tahun 2008 mengalami kenaikan 300 persen. Kenaikan ini, bila dibanding tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan yang cukup tajam. Artinya, selama ini sistem pembangunan kesehatan atau penanganan ibu melahirkan di kabupaten itu ada kesalahan. Buktinya persoalan kesehatan khususnya jumlah ibu melahirkan meninggal mengalami kenaikan sangat tajam. Pada tahun 2007 tercatat angka ibu melahirkan meninggal, jumlahnya mencapai 6 kasus. Sedangkan pada tahun 2008 naik menjadi 18 kasus, yang dilansir dalam situs resmi kementerian bidang kesejahteraan rakyat .

Jika kita lihat lebih dalam permasalahan ini, setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu pada saat kehamilan dan persalinan, Pertama ; Tidak tersedianya layanan kesehatan khususnya untuk kehamilan dan persalinan yang memadai disetiap kecamatan atau desa sehingga masyarakat lebih memilih untuk tidak melakukan periksa kandungan secara rutin. Kedua ; Tingginya Angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan memiliki korelasi yang cukup signifikan dengan faktor kemiskinan, mahalnya biaya konsultasi dan persalinan secara medis menyebabkan masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah lebih memilih jalan dengan cara – cara tradisional, sehingga proses persalinan yang tidak sesuai dengan prosedur medis menyebabkan kematian, maka menjadi urgent untuk bagaimana para ibu hamil menyerahkan proses persalinannya kepada jalur medis dengan cara memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua tingkat ekonomi masyarakat . Ketiga ; Rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya perempuan dalam hal kesehatan reproduksi, sehingga masyarakat khususnya perempuan tidak memiliki kesadaran yang tinggi untuk senantiasa melakukan perawatan kehamilan dengan cara senantiasa berkonsultasi kepada dokter yang memiliki spesialisasi tentang kehamilan atau kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar