Selasa, 11 Mei 2010

Pengaruh Kolonialisme Belanda terhadap Pendidikan Di Indonesia Refleksi kritis Sejarah Pendidikan Di Indonesia

Pengaruh Kolonialisme Belanda terhadap Pendidikan Di Indonesia
Refleksi kritis Sejarah Pendidikan Di Indonesia
Oleh ; Ramahadin Damanik

“…bangsa kita sudah tidak ambil peduli pada bangsanya
Yang telah jadi setengah atau jadi Belanda.”

SEBUAH PENGANTAR

Pengetahuan generasi muda Indonesia tentang sejarah Bangsanya, masih bisa dikatakan relative rendah, padahal kesadaran akan sejarah menjadi sesuatu yang sangat penting untuk di tanamkan kedalam benak para generasi muda, seorang pemuda Indonesia dalam suatu seminar di Negara Belanda menyatakan bahwa bangsa Indonesia “ tidak tahu” sejarah ( maksudnya adalah pengetahuan sejarahnya kurang sekali ), bahkan Soekarno pernah mengatakan “ JAS MERAH “ ( Jangan sekali – kali Melupakan Sejarah ). Itu semua menunjukkan betapa pentingnya mengetahui dan memiliki kesadaran akan Sejarah, terlebih sejarah bangsanya sendiri.
Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia jika kita telusuri lebih jauh, memang sungguh sangat mengenaskan, kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa Barat terhadap Bumi Nusantara ini ( selanjutnya di sebut dengan Indonesia ) tak mengenal batas dan rasa belas kasihan. Kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini menjadi daya tarik bagi Negara Negara Barat, khususnya Inggris, Portugis, Spanyol dan Belanda, kedatangan mereka tidak hanya untuk mengeksploitasi kekayaan alam bangsa ini, mereka juga ingin melakukan transformasi “Missi dan Zending “ yang kita kenal dengan istilah God, Gold, Gospel.
Kedatangan Belanda ke Indonesia dengan Missinya telah memporak – porandakan peradaban bangsa Indonesia dari bangsa yang memiliki peradaban tinggi dan umumnya sudah beragama Islam, semua system social pun mengalami perubahan yang cukup signifikan, khususnya system ekonomi yang mengarah kepada kapitalisme, jika boleh meng – claim bahwa inilah cikal – bakal system ekonomi kapitalisme atau sekarang Neo liberalism masuk ke Indonesia, sehingga budaya gotong royong bangsa ini semakin terkikis yang terjadi adalah sikap individualistic.
Kolonialisasi telah menghancurkan tatanan peradaban bangsa ini, salah satu elan vital yang di hancurkan adalah Pendidikan, karena pendidikan merupakan medium yang paling efektif untuk melakukan transformasi ide karena pendidikan tidak bisa dilepaskan dari politik dan ideologi akan tetapi yang menjadi masalah adalah Belanda memanfaatkan medium pendidikan untuk melakukan hegemoni kekuasaan, dalam prakteknya akses pendidikan hanya diperuntukkan kepada keturunan Belanda sendiri atau pribumi yang memiliki darah atau garis keturunan bangsawan, inilah awal dari komersialisasi pendidikan di Indonesia.
Jika kita melihat dari isi pendidikan yang di terapkan oleh Belanda adalah menanamkan Nilai – nilai sekularisme dalam satu sisi dalam pendidikan di Indonesia, yang ingin memisahkan agama dan dunia, juga pendidikan di jadikan sebagai alat untuk menyebarkan agama kristiani. Dalam kesempatan ini, yang lebih menarik untuk di bahas adalah masuknya nilai – nilai sekularisme dalam pendidikan di Indonesia, yang mana tentunya memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap model dan corak pendidikan di Indonesia.
“ Sekolah “ merupakan model pendidikan yang diterapkan oleh Belanda, padahal di Indonesia telah ada model pendidikan, seperti surau, langgar, padepokan, dan sampai kepada Pesantren, kehadiran model pendidikan Sekolah secara tidak langsung telah menjadi anti tesa dari model pendidikan di Indonesia, sehingga kesan yang muncul adalah pendidikan seperti pesantren dianggap pendidikan Tradisional sedangkan sekolah dianggap modern.
Kehadiran model pendidikan Sekolah juga menimbulkan kesenjangan social, karena seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pendidikan yang diterapkan oleh belanda hanya di akses oleh kalangan tertentu saja, seperti keturunan Belanda dan anak dari bangsawan, sedangkan masyarakat kecil tidak dapat mengakses pendidikan, hal ini jika kita telusuri lebih jauh, merupakan sebuah rekayasa social yang bertujuan untuk mempertahankan status quo, karena dengan memberikan kesempatan pendidikan kepada anak bangsa ini, maka akan lahir pemberontak – pemberontak yang akan menganggu stabilitas Belanda dalam penjajahan.

Billahittaufiq walhidayah
Wassalamulaikum Wr,wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar