Rabu, 19 Mei 2010

MENINJAU KEMBALI KOMITMENT KE ISLAMAN DAN KE INDONESIAAN HMI Kontekstualisasi Sejarah Perjuangan HMI di Era Ke Kinian

MENINJAU KEMBALI KOMITMENT KE ISLAMAN DAN KE INDONESIAAN HMI
Kontekstualisasi Sejarah Perjuangan HMI di Era Ke Kinian
Oleh : Ramahadin Damanik
Disampaikan dalam Basic Training HMI Komisariat Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 2010 di Dusun Pugeran,Patuk Gunung Kidul.


Dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah Aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) Aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong
Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
( Al – Isra’ Ayat 80 – 81 )


A. Pengertian Sejarah Perjuangan HMI
Sejarah
Mengikut pandangan "Bapa Sejarah" Herodotus, Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu kitaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban Mengikut definisi yang diberikan oleh Aristotle, bahwa Sejarah merupakan satu sistem yang mengira kejadian semulajadi dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang kukuh . Agus Salim Sitompul mendefinisikan sejarah adalah pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan, dipikirkan oleh manusia masa lampau untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan mendatang untuk meneguhkan hati nurani .
Perjuangan
Perjuangan adalah suatu kesungguhan yang disertai usaha yang teratur, tertib, dan berencana untuk mengubah suatu kondisi yang baik atau yang tidak sesuai dengan tuntutan kontemporer, sehingga terciptanya suasana baru yang belum pernah terjadi sebelumnya sesuai dengan kebutuhan kontemporer sebagaimana kita kehendaki menuju keridhoanAllah Swt.

Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI )
Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) yaitu Organisasi Mahasiswa Islam yang diinisiasi berdirinya oleh Lafran Pane dan didukung 14 orang Mahasiswa STI lainnya, didirikan di Yogyakarta tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H/5 Februari 1947, yang kedudukan Pengurus Besarnya di Jl, Diponegoro 16 Jakarta Pusat.

B. Tujuan Mempelajari Sejarah – Perjuangan – HMI
Dalam mempelajari dan memaparkan sejarah apapun, kita tidak bisa melupakan atau menegasikan tiga dimensi waktu yaitu masa silam, masa kini dan masa akan datang. Sehingga pada prinsipnya mempelajari atau memaparkan sejarah bukanlah sebatas beromantisme sejarah melainkan melakukan penafsiran akan masa lampau dalam rangka penghayatan yang actual untuk memenuhi kebutuhan masa depan,

C. Arti Penting Organisasi
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
( Al – Imran ayat 104 )
Dari ayat diatas setidaknya dapat kita ambil sebuah makna yang terkandung didalamnya, yaitu Setiap individu dari setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, oleh karena itu keberadaan Organisasi menjadi penting dan memiliki peran yang sangat besar untuk melakukan dakwah kebaikan dan mencegah kemungkaran. Karena Organisasi merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

D. Kembali Ke Masa Lampau ( Mengapa HMI Berdiri dan Untuk Siapa HMI Ada? )
Setidaknya ada delapan latar belakang berdirinya HMI dalam pandangan Agus salim Sitompul, yaitu : 1.Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan perang Kemerdekaan, 2. Kesenjangan dan kejumudan Umat Islam dalam pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan serta pengamalan Ajaran Islam. 3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan keagamaan. 4. Munculnya Polarisasi Politik. 5. Berkembangnya paham dan ajaran komunis, 6. Kedudukan Perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis, 7. Kemajemukan Bangsa Indonesia. 8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan.
Dalam tulisan ini, penulis tidak ingin mengurai semua latar belakang berdirinya HMI dalam pandangan Agus salim Sitompul, akan tetapi mencoba untuk menyederhanakan akan tetapi tidak mengurangi substansi mengapa HMI itu berdiri.
Untuk menjawab dari sub tema diatas, mengapa HMI berdiri ? memang bukanlah hal yang sederhana untuk dijawab, melainkan membutuhkan pembacaan yang jauh kebelakang dan luas, oleh karena itu untuk menjawab itu perlu kiranya kita melakukan pembacaan akan situasi dan kondisi Indonesia ataupun Dunia pada saat itu,

1. Kondisi Bangsa Indonesia
Kolonialisasi Belanda terhadap Indonesia dimulai pada tahun 1596, dengan mendaratnya Cornelis de Houtman mendarat di Banten, dengan membawa tiga missi a. Penjajahan itu sendiri dan segala bentuk penjajahannya, b. misi zending agama Kristen, c. Peradaban Barat dengan ciri sekularisme dan liberalisme. Kolonialisasi yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia membawa dampak yang sangat luas dan dalam, baik dari aspek politik, pemerintahan, hukum, pendidikan, ekonomi dan lain – lain.
Dalam aspek politik, dengan keberadaan Belanda telah menghilangkan kebebasan dan kemerdekaan rakyat Indonesia untuk menentukan masa depannya sendiri, kemerdekaan itu dirampas sehingga Bangsa ini tidak memiliki kedaulatan.
Dalam Aspek pemerintahan, Belanda ingin mendirikan kerajaan nya di Indonesia dengan membangun pusat – pusat militer dan Administrasi serta pola gubernur dalam system pemerintahan merupakan cara untuk mendirikan kerajaan Belanda di Indonesia dengan tujuan menguasai seluruh wilayah Indonesia.
Dalam Aspek hukum, Pelaksanaan hukum di Indonesia tidak sesuai dengan kondisi sosiologis Masyarakat Indonesia, praktek hukum yang terjadi adalah praktek hukum rimba, sikuat kan selalu menang dan silemah menjadi pecundang.
Dalam Aspek Pendidikan, Nur Cholis Madjid berpendapat bahwa akibat dari penjajahan Belanda, membuat umat Islam terkuras tenaganya untuk menghadapi penjajahan itu, dan tidak ada kesempatan untuk memperhatikan dan memikirkan masalah pendidikan. Sehingga tentunya banyak kendala dan tantangan yang harus dihadapi, baik lembaga pendidikan, Kurikulum, Metode, sarana dan prasarana serta tenaga pendidik yang berkualitas dan juga kemampuan manajerial yang handal, dari seluruh rentetan problem maupun kendala tersebut berimbas terhadap pengetahuan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan agama Islam.
Dalam Aspek ekonomi, Eksploitasi segala Sumber daya Alam, dan system kerja paksa merupakan bukti kejamnya Belanda terhadap Indonesia, akan tetapi yang lebih kejam dan sampai saat ini kita rasakan adalah dengan kehadiran Belanda Ke Indonesia, itulah cikal – bakal masuknya idelogi kapitalisme di Indonesia atau sekarang telah menjelma menjadi Neo – Liberalisme yang lebih kejam.

2. Kondisi Mikrobilogis Umat Islam di Indonesia
Lafran pane pernah mengkaji masalah ini dalam tulisannya tentang kondisi Masyarakat Islam Indonesia, dan membaginya menjadi empat golongan ; pertama , golongan awam, sebagai golongan terbesar yang melakukan agama Islam sebagai kewajiban yang diadatkan, seperti upacara kawin, upacara kematian dan selamatan, kedua, Golongan Mistik , golongan ini yang mengabaikan kehidupan dunia, dan hanya memikirkan Akhirat. Dan bahkan mereka berpandangan bahwa kemiskinan dan penderitaan merupakan salah satu jalan untuk segera bersatu dengan Tuhan. Ketiga , Golongan Alim Ulama, Golongan ini yang mengenal dan mempraktekkan agama Islam sesuai dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang tersebut dalam hadist – hadist dan riwayat, golongan ini tidak hanya mencontoh Nabi Muhammad sebagai Rasul, akan tetapi sifat dan kebiasaan nya yang tidak lepas dari Masyarakat Arab, yang bertentangan dengan Bangsa Indonesia.ke empat , golongan terpelajar, golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman sesuai dengan wujud dan hakekat agama islam, mereka berusaha supaya agama Islam dapat diamalkan dalam masyarakat Indonesia sekarang .

3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan
Pendidikan tinggi Universitas di Indonesia baru dibuka pada tahun 1920 yaitu Technise Hoogschool ( sekolah tinggi teknik) di Bandung, Tahun 1924 Menyusul Rechts Hoogschool ( sekolah tinggi hokum ) di Batavia, dan tahun 1927 dibuka Stovia dirubah menjadi Geneeskundige Hoogeschool ( sekolah tinggi kedokteran di Batavia . Di Yogyakarta juga berdiri sekolah tinggi teknik Bandung di Yogyakarta , tanggal 17 Februari 1946, kemudian Fakultas Hukum dan Fakultas sastra didirikan oleh yayasan Balai perguruan Tinggi “ Gadjah Mada “ tanggal 3 Maret 1946, kemudian di Klaten dan Solo terdapat Fakultas kedokteran, Kedokteran gigi, farmasi,Pertanian, dan Fakultas kedokteran hewan didirikan pada tahun 1946 , dan berdiri pula Akademi Ilmu Kepolisian .
Sejalan dengan perkembangan Perguruan tinggi maupun perkembangan sosial budaya , politik maupun pendidikan yang begitu pesat, berdirilah organisasi mahasiswa local, seperti Persatuan Mahasiswa Indonesia Djakarta ( PMID ) , Himpunan Mahasiswa Djakarta ( HMD ), Masyarakat Mahasiswa Bogor ( MMB ) Perhimpunan Mahasiswa Bandung ( PMB ), Gerakan Mahasiswa Surabaya ( GMS ) Gerakan Mahasiswa Makassar ( GMM ) , Bulan Oktober 1946 berdiri Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta ( PMY ) sebagai satu – satunya Organisasi mahasiswa di Yogyakarta, waktu itu anggotanya meliputi Mahasiswa BPT Gadjah Mada, STT, STI, di solo tahun 1946 berdiri Serikat Mahasiswa Indonesia ( SMI ), kedua organisasi itu berhaluan ideology Komunis, dan tidak ada satupun Organisasi mahasiswa itu yang berorientasi Islam.
Melihat kenyataan diatas dan segala kemungkinan implikasinya, atas prakarsa Lafran Pane didirikanlah HMI tahun 1947, dengan memberikan warna baru dalam pergerakan Islam kontemporer, karena selama ini, keanggotaan Organisasi – Organisasi Islam berasal dari desa dan kota, yang tingkat pendidikannya beragam dan ada yang tidak sekolah, oleh karena itu Agus salim sitompul mengungkapkan bahwa HMI yang berstatus Organisasi Mahasiswa memainkan perannya yang sangat strategis, yaitu ; Pembentukan dan pembinaan Mahasiswa kelas menengah mayarakat yang tinggal di kota, terdiri dari Mahasiswa – Mahasiswa sebagai calon cendikiawan dan pemimpin dimasa mendatang, yang sehari – hari bergumul dan akrab dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penggerak modernisasi , yang didasari agama Islam dan dibingkai dengan ideology KeIslaman dan keindonesiaan.

Dari Deskripsi diatas, setidaknya Pertanyaan dalam sub judul diatas, bisa dijawab, walaupun belum mewakili keseluruhan proses sejarah yang dilewati, Jawaban dari pertanyaan “Mengapa HMI berdiri ? “ dapat disimpulkan bahwa Karena Kondisi Islam, Indonesia dan Mahasiswa merupakan sebuah jawaban yang pasti dengan segala kondisi dan situasi yang ada pada saat itu, kemudian di abadikan menjadi tiga komitment HMI yaitu ; KeIslaman, KeIndonesiaan dan KeMahasiswaan.
Dan Pertanyaan mengenai “ Untuk Siapa HMI ada ? “ jawaban tersebut dirumuskan dalamTujuan HMI berdiri pertama kali tahun 1947, yaitu “ Mempertahankan NKRI dan Mempertinggi Derajat Rakyat Indonesia dan Menegakkan dan Mengembangkan Syiar Islam “, oleh karena itu, HMI “ada” hanyalah untuk Indonesia dan Islam, untuk Bangsa dan Umat, bukan untuk sekelompok orang atau Individu yang mengatasnamakan Kebenaran.

E. HMI Kini dan Akan Datang ( Antara Cita dan Kehancuran )

Perjalanan panjang sejarah Perjuangan HMI yang saat ini telah mencapai Usia 63 tahun, usia yang cukup tua jika dikomparasikan dengan ukuran manusia, tentunya telah banyak yang dilakukan untuk Umat dan bangsa ini, walau demikian disamping HMI pernah mengalami masa ke jayaan nya pada tahun 1970 – an sampai akhir 1980 –an, masa kejayaan di awali dimasa Kepemimpian Nur Cholis Madjid sebagai Ketua Umum PB HMI tahun 1969 – 1971, dan Mulai munculnya kemunduran HMI tahun 1980 – an dengan ditandai dengan perpecahan di tubuh HMI yang berawal pada tahun 1985 dan klimaksnya tahun 1988.
Kemunduran itu dapat kita lihat dari seluruh aktivitas di HMI, sudah sangat jauh dari apa yang di harapkan, Baik dari sisi Kuantitas maupun Kualitas, ditambah lagi dengan problem internal HMI yang semakin jauh dari Independensinya, ketergantungan dan menjadikan HMI sebagai jembatan mobilitas vertical ( Karier politik ) sudah tidak lagi menjadi hal yang tabu atau bahkan sudah menjadi rahasia umum, sehingga orientasi perjuangan telah berubah, yang seharusnya berorientasi kepada umat dan bangsa, sekarang lebih kepada pemuasan birahi politik semata. Padahal kondisi bangsa saat ini, sangat membutuhkan para pejuang yang ikhlas dan benar – benar memiliki integritas, seharusnya kita malu kepada Sejarah, khususnya kepada para pemuda – pemudi yang Ikhlas berjuang demi kemerdekaan bangsa ini, Soekarno, Hatta, Natsir, Tanmalaka, Kartini, dan lain sebagainya, dimasa mudanya mereka habiskan untuk berjuang tanpa letih dan lelah menghadapi penjajah dengan segala ancaman,hukuman dan segala konsekuensinya. Jika kita mau berkaca, seharusnya kita Malu juga dengan lafran pane dan Kawan – kawan, yang memperjuangkan berdirinya HMI ditengah gempuran PKI dan sluruh underbownya, mereka tetapkuat dan tidak gentar, semua itu mereka lakukan demi Umat dan Bangsa.
Tantangan Bangsa Indonesia dan HMI saat ini, sangatlah besar, Musuh yang tidak tampak tapi telah menjamur dimana – mana, kolonialisasi Ilmu pengetahuan dan Metodologi telah terjadi, HMI sebagai representasi Indonesia dan Islam harus mampu merespon nya dengan cepat dan tepat, Neo – Liberalisme telah menggurita di bumi pertiwi ini, jika itu semua di biarkan tanpa perlawanan apapun, maka tunggulah masa kehancuran.
Di akhir tulisan ini, saya ingin menyimpulkan dengan satu pertanyaan dan harus di jawab oleh semua individu anggota / atau yang merasa dirinya kader Himpunan, sebuah pertanyaan reflektif dan membutuhkan jawaban yang harus visioner bukan temporal, apalagi hanya untuk memenuhi kepuasan birahi politik, Pertanyaan yang harus ada dalam benak kita semua adalah ; “ Apa yang harus dilakukan HMI terhadap kondisi Bangsa dan Umat saat ini ? “ silahkan di pikirkan dan lakukanlah jawaban yang ada dalam pikir dan hatimu…

Yakinlah Bahwa setiap Usaha Pasti Akan sampai…..
Billahitauffiq walhidayah
Wassalamualaikum



KEPUSTAKAAN
Dahlan Ranuwihardjo, A. Pergerakan Pemuda Setelah Proklamasi ( beberapa catatan ), (Jakarta : penerbit: Yayasan Idayu, 1979 )
Lafran Pane , Keadaan dan kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia dalam Pedoman lengkap Kongres Muslim Indonesia 20 – 25 Desember 1949 di Yogyakarta . ( Yogyakarta , Penetia Pusat KMI Bagian Penerangan, 1949 )
Madjid, Nurcholis , Prospek Perkembangan Intelektual Muslim ( ditulis sebagai pokok – pokok bahan diskusi dalam seminar dipesantren Parenduan, Madura, 27 desember 1996 )
Rifleks, Sejarah Indonesia Modern,
Suntralingam,R. Pengenalan Kepada Sejarah, Merican and Sons., Sdn. Bhd., Kuala Lumpur, 1985
Salim, Agus Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI ( 1947 – 1975 ) , Surabaya , Penerbit Bina Ilmu 1976
Salim Agus Sitompul ( Sejarah perjuangan HMI )Makalah disampaikan dalam LK I HMI Tarbiyah tahun 2009
Tim Penyusun Panduan Akademik 1996 Universitas Gadjah Mada, Panduan Akademik Universitas Gadjah Mada 1996( Yogyakarta , 1996)
Yusof M. Ibrahim, 1986, Pengertian Sejarah, Beberapa Perbahasan Mengenai Teori dan Kaedah, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar