Selasa, 07 Juli 2009

Arah Kebijakan HMI Komisariat Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Periode 2009 - 2010 M

QUALITY MOVEMENT; Menuju Kedaulatan “HMI”

Dasar Pemikiran
Harapan terus bergulir seiring perubahan zaman yang penuh dengan segala dinamika. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kata optimistis dari para orang bijak. Pada akhirnya fakta bicara, tidak hanya dalam lukisan Roman tapi juga realitas saat ini yaitu Stagnasi, telah menjadi salah satu titisan terpahit dalam sejarah dinasti manapun dan menjadi awal yang manis bagi sebuah pembaruan baru. Masih dalam satu fakta, seluruh gerakan mahasiswa tenggelam dalam aksioma yang seakan baru pasca reformasi merupakan bukti fenomena yang tak kunjung menemukan formulasi secara tepat dalam menjalankan sekian tuntutan zaman (stagnan),. Demikian juga HMI pada umumnya lebih khusus komisariat fakultas tarbiyah.
Banyak alibi muncul termasuk tidak adanya comment anemy sebagai alasan tenggelamnya aktifitas gerakan. Padahal kita tahu, kemampuan diri memaksimalkan potensi gerak dalam mengisi dan memaknai proses merupakan problem mendasar (raja`naa minjihaadil asghar ilaa jihaadil akbar, a`nii jihadin nafs). Sehingga wajar jika kita coba mengeja kembali sejarah. Sejarah merupakan referensi mumpuni untuk kita refleksikan. dimana bangsa ini berdiri karena kualitas pemudanya dengan segala latar belakang yang membentuk dan mempengaruhinya mampu melihat tantangan menjadi peluang karena mereka tahu, tidak hanya kondisi bangsa saja. tapi lebih dari itu, mereka mengetahui integritas dirinya.
HMI dengan spirit membara yakni; syiar Islam dan mempertahankan NKRI merupakan jawaban obyektif dalam melihat relitas pada saat itu. HMI tetap terus mewarnai perkembangan zaman di segala bidang kehidupan bangsa adalah manifestasi mimpi yang teraktualkan oleh generasi para funding father kita, tentunya dengan sekian gagasan cerdas telah memberi kontribusi positif terhadap sosio-kemasayarakatan berbangsa dan bertanah air dalam tiga orde berbeda.
Oleh karena itu, gambaran diatas tidak sekedar narasi diskriptif semata, Namun ada substansi bahwa perubahan harus diawali dengan sebuah integritas (diri, komonitas dan umat). Dan HMI komisariat tarbiyah dalam RAK ke-47 mencoba menjawab problem di atas dengan sebuah gagasan “Quality Movement menuju kedaulatan HMI” sebagai sebuah keyakinan akan merubah daya perjuangan yang lebih masif karena didasarkan pada sebuah kesadaran gerak personal yang melebur menjadi gerak kolektif.

Quality Movement (Gerakan Mutu)
Secara etimologi, kata tersebut terdiri dari dua kata yaitu “quality” yang berarti kualitas atau mutu dan “movement” yang berarti proses merubah atau gerakan. Sehingga “Quality Movement “dapat diartikan gerakan mutu. Gerakan mutu ini jelas membutuhkan internalisasi yang mengindikasikan adanya objektifikasi-objektifikas
i sehingga mendapatkan konsep yang mampu dimaterialkan secara kongkrit karena didalamnya meniscayakan adanya penyadaran dan kesadaran eksistensi dan esensi sekaligus. Sehingga apa yang menjadi persoalan mendasar HMI dapat terbebas dari penyakit-penyakit lama yang terasa telah jadi hal yang biasa dalam persoalan berorganisasi. Seperti militansi, loyalitas, komitmen, kebersamaan, keterbatasan komonikasi dan seterusnya tidak menjadi alasan pada setiap mikanisme organisasi dengan khiasan linguistik yang berbeda namun dengan substansi yang sama, Pun demikian dengan problem-problem lainnya mampu diminimalisir bahkan dituntaskan.
Sepintas akan nampak adanya bias dalam gerakan mutu dalam gagasan ini. namun perlu diketahui bahwa maksud dari mutu itu sendiri adalah kecerdasan kalbu sebagai orientasi ideal. Disitu, mengisaratkan terpadunya empat kecerdasan manusia; kecerdasan intelektual, emosional, spritual dan moral sekaligus. Inilah nilai dalam salah satu sifat nabi yang perlu dan penting untuk ditumbuh-kembangkan yaitu: Fathonah. Dengan kata lain mutu yang dimaksud disini adalah fathonah

Kedaulatan HMI
Quality Movement (Gerakan mutu) tersebut dengan sendirinya secara kesinambungan akan menciptakan Quality Culture (Budaya mutu) sebagai bentuk eksternalisasi dari asimilasi gerakan yang terejawantahkan. Sehingga disadari atau tidak, akan memberikan warna positif bagi HMI secara keseluruhan yang telah ambigu terhadap peran, fungsi dan independensinya sebagai organisasi kader. Dan itu kita mulai dari entitas kecil yaitu HMI kom. Fak. Tarbiyah.
Sedangkan Quality Culture akan membentuk situasi dan tradisi atau budaya mutu menuju Kedaulatan “HMI”. Kadaulatan Bukan hanya dipahami sebagai bentuk pengakuan terhadap eksistensi institusi dari institusi yang lain, tapi ada hal fundamental yang digaris bawahi yaitu; HMI sebagai konsep sistem, mampu disadari dan diikuti serta memiliki kharisma yang terpancar dari sosok kader HMI.
Kedaulatan HMI ini juga sebagai suatu kerangka utuh kita ber-HMI karena untuk menuju pada titik tersebut harus melalui penjiwaan terhadap HMI pada masing-masing kader. sehingga mendapatkan kedewasaan dan semangat organik dalam merealisasikan shared goal, tidak hanya sebuah bangunan substansi yang terstruktur melainkan juga adalah sebagai upaya maksimalisasi potensi untuk meraihnya. Pada akhirnya, kedaulatan HMI menjadi citra yang betul-betul dirasa oleh kadernya bahkan diluar kadernya dan mejawaban persoalan yang ada termasuk stagnasi.
Dengan gagasan besar ini HMI kom. Fak tarbiyah denga segenap potensinya akan menjadi barometer gerakan karena komunitas ini memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal besar hingga masa depan memaksa menggoreskan tintanya pada cover depan, Inilah HMI Tarbiyah
Ingat dipundak kita, Dengan sebuah kesadaran dan keikhlasan citra HMI ditancapkan … Mari kita beri makna lebih terang karena didepan banyak jemu dan semu, Bahagia HMI…..!

1 komentar:

  1. How to get to Pkv Games Casino at the Best Casino Online
    Step 1: Go to Pkv Games and 진주 출장안마 click “Register”. 사천 출장샵 Step 2: Download 경기도 출장마사지 the game and proceed to the top 밀양 출장샵 right corner. 188bet Step 3: Hit the top right corner.

    BalasHapus