Rabu, 15 Juli 2009

INILAH SEDIKIT KONDISI PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI.

INILAH KONDISI PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI.
Hasil Renungan ; Ramahadin Damanik
( Wates, 12 Juli 2009. Pukul 23.15 – 23 . 53 WIB)

Harus kita akui bahwa “ Pendidikan adalah tonggak peradaban”, suatu bangsa akan memiliki derajat dan martabat jika pendidikan di bangsa tersebut berkualitas, maka benarlah apa yang tertulis dalam Al Qur’an bahwa “ Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu” dan di pertegas lagi dengan hadist nabi “ Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” memang secara eksplisit tidak disebutkan bahwa pendidikan adalah tonggak peradaban, akan tetapi sangatlah jelas bahwa Agama sangat menganjurkan umatnya untuk menuntut Ilmu, sehingga sangatlah bijak para founding father bangsa ini mengamanatkan untuk “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” yang tersirat dalam UUD 1945.
Jika kita lihat fakta pendidikan saat ini, sangat memprihatinkan, baik dari sisi software maupun hardwarenya. Jika dilihat dari kebijakan politik pemerintah terkait dengan pendidikan sangatlah miris kita melihatnya, yakni dengan UU BHP, yang mana asal muasal BHP berangkat dari UU NO 77 tahun 2005 tentang Badan Usaha terbuka dan tertutup, di dalam UU tersebut jelas sekali bahwa Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi serta pendidikan non/in formal termasuk dalam Badan Usaha Terbuka yang memperkenankan para investor untuk menanamkan modalnya maksimal 45 %. Artinya apa ? para investor asing akan dengan bebasnya menanamkan modal untuk penyelenggaraan pendidikan, tentunya ini memiliki dampak positif dan negatif, adapun dampak positip nya adalah : Institusi pendidikan akan berpacu untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga akan muncullah sekolah berstandar Internasional, dan perguruan tinggi akan menjadi World Class University. Akan tetapi dampak negatifnya adalah : Semakin mahalnya biaya pendidikan, karena Penyelenggaran pendidikan tidak lagi murni untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan, melainkan menjadi suatu komoditas, al hasil kesempatan menikmati dan mendapatkan layanan pendidikan akan semakin sempit, karena yang memperolehnya hanyalah segelintir orang yang memiliki modal dan kecerdasan, sehingga rakyat yang tidak memiliki modal dan keterbatasan kemampuan akan tersingkirkan dengan sendirinya, iniliah yang disebut dengan Pembodohan yang tersistem, dan akan mengarah kepada Kemiskinan tersistem.
Jika kita lihat fakta lainnya ialah dari segi kurikulum, kurikulum pendidikan sangatlah jauh dari harapan untuk membangun karakter kebangsaan, akan tetapi lebih kepada membentuk karakter pekerja. Contoh kasus, Mata pelajaran sejarah, Geografi, dan Agama tidak menjadi prioritas dalam pembelajaran, karena di kalahkan oleh Matematika dan Bahasa Inggris, artinya bahwa Mata pelajaran Sejarah dan geografi merupakan mata pelajaran yang akan membentuk karakter kebangsaan para peserta didik, dan mata pelejaran Agama akan membentuk moralitas peserta didik, akan tetapi mata pelajaran tersebut diabaikan. Kemudian bagaimana akan terbentuk karakter bangsa itu, maka wajar saja para peserta didik saat ini, lebih banyak menghapal lagu – lagu pop dari pada lagu kebangsaan, dan tidak mengenal geografis bangsa nya sendiri. Dan yang lebih fatal lagi adalah sering terjadi tawuran antar pelajar dan perbuatan seks bebas dikalangan pelajar.
Dan jika dilihat dari sarana dan prasarana, setidaknya film Denias yang menceritakan pendidikan di Papua, dan Laskar Pelangi di Pulau Belitung merupakan representasi kondisi pendidikan di Nusantara, betapa hancurnya sistem pendidikan ini, sehingga masih banyak generasi bangsa tidak mendapatkan kenyamanan dalam menjalani proses pendidikan.
Selanjutnya adalah tenaga pendidik, memang akhir – akhir ini, kesejahteraan pendidik sedikit mulai terjamin, dengan program sertifikasi para pendidik mulai mendapatkan kesejahteraan, akan tetapi yang terpenting adalah peningkatan kualitas pendidik, yaitu dengan meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik, maka oleh karena itu, suatu keniscayaan bagi pemerintah untuk tetap memfasilitasi para pendidik untuk selalu meningkatkan kompetensi pendidik, baik itu kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian. Karena ditangan merekalah generasi bangsa akan lahir.
Demikian sedikit keresahan penulis tentang kondisi pendidikan saat ini di Indonesia, dan kami hanya berpesan “Masa Depan Bangsa ini ada ditangan Pendidikan saat ini, maka jika kita bermimpi masa depan bangsa yang lebih baik, maka saatnya Pendidikan diperbaiki menuju yang lebih baik. Thanks.

Penulis Adalah Kader HMI Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pernah menjadi Sekertaris Umum Komisariat Fakultas Tarbiyah Periode 2007 – 2008, dan Menjabat Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Tarbiyah Periode 2008 – 2009. dan Sekarang sedang menjalani PPL – KKN Integratif di MTs Negeri Wates.
Kulon Progo.Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar