Rabu, 15 Juli 2009

PENDIDIKAN HUMANIS TEOSENTRIS

PENDIDIKAN HUMANIS TEOSENTRIS

Oleh : Ramahadin Damanik

Arus globalisasi yang melanda negara – negara berkembang khususnya Indonesia memilki dampak negatif yang sangat signifikan, baik dampak politik, ekonomi, budaya, pendidikan maupun religi di setiap individu manusia. Materialisme merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang dibawa oleh globalisasi telah merubah pola pikir umat manusia kepada dunia materialistik, sehingga dalam materialistik ini meniscayakan terjadinya sekularisasi dalam kehidupan bahkan meninggalkan agama, seperti yang diungkapkan oleh Karl Marx bahwa agama adalah candu. Pendidikan merupakan instrument utama dalam pembentukan kepribadian seorang manusia, sehingga tanpa kita sadari bahwa pendidikan yang terjadi selama ini khususnya di Indonesia mengalami kesalahan sejarah, karena telah tertanam dalam benak manusia Indonesia bahwa pendidikan sebagai pabriknya robot – robot yang siap dipakai dan di gunakan oleh perusahaan tertentu. Dari fenomena diatas, maka muncullah pertanyaan , Pendidikan seperti apa yang mampu mempersiapkan manusia untuk hidup didunia dan akhirat ? karena dalam konsep islam ada kehidupan setelah ini yang kekal. Kuntowijoyo seorang budayawan dengan ilmu sosial profetiknya menjelaskan bahwa “Humanisasi yang dimaksudkan dalam etika profetik bukanlah humanisme yang berakar pada antroposentrisme renaissance tetapi berakar pada humanisme teosentris, humanisasi ini lahir karena humanisme antroposentrisme justru telah menyebabkan terjadinya dehumanisasi, humanisme dalam etika profetik adalah humanisme yang disemangati oleh nilai – nilai ketuhanan” Berangkat dari teori inilah konsep pendidikan humanis Teosentris di rumuskan, yang mana dijelaskan bahwa humanis teosentris adalah suatu proses memanusiakan manusia dengan disemangati oleh nilai – nilai ke Tuhanan yang bersifat transendental atau imanent, supaya terjadi keseimbangan antara aspek rohani dan aspek jasad. Dalam pendidikan humanis teosentris seorang pendidik harus mengetahui tentang hakikat manusia, supaya dalam melakukan proses pembelajaran seorang pendidik tidak terjebak dalam wilayah materialisme. Perdebatan tentang konsep kemanusiaan sangat banyak, setidaknya ada bebepa konsep tentang manusia, diantaranya adalah konsep materaialistime yang berpendapat bahwa manusia hanya memilki satu unsur yakni jasad, sehingga akal manusia bersifat materi yaitu otak kepala manusia. Dan juga konsep intelektualisme mengakui bahwa manusia memilki dua unsur yaitu jasad dan ruh akan tetapi dalam hal ini ruh diberi pengertian hanya daya berpikir, adapun konsep menurut pendidikan islam adalah jasad,ruh,hati nurani harus sama – sama dididik sehingga akan adanya kemajuan fisik dan ruhani.yang berupa daya pikir dan hati nurani sebagai daya rasa. Dan yang selanjutnya adalah seorang guru harus mampu memposisikan peserta didik sebagai subyek dari pendidikan dan begitu juga guru, jadi guru tidak lagi menjadi fasilitator, sehingga proses pendidikan merupakan kesatuan dari proses humanisasi, liberasi yang mana menghidupkan aktifitas belajar dan mengajar secara bersama – sama dan juga obyek dari belajar adalah realitas yang terjadi. Selain itu juga, Unsur transendensi juga harus terpenuhi dalam jiwa pendidik dan juga peserta didik, yang mana maksudnya adalah Transendensi disini maksudnya adalah Transendensi dijadikan sebagai landasan terhadap dua etika profetik sebelumnya sehingga funsi transendensi adalah mengarahkan kemana tujuan itu akan dibawa. Oleh karena itu, Pendidikan Humanis Teosentris merupakan suatu usaha bagaimana pendidikan itu mampu melakukan misi profetik, sehingga pendidikan tidak lagi menjadi penjara atau belenggu bagi pikiran para manusia. amien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar